Bek tengah Qatar Takehiro Tomiyasu ingin Jepang menyerang lebih dulu untuk memadamkan momentum Indonesia di putaran terakhir Grup D Piala Asia 2023.
"Saya tahu pasti ini tidak akan mudah. Dua pertandingan melawan Vietnam dan Irak benar-benar menyadarkan saya bahwa Piala Asia dan tim-tim Asia tidak mudah untuk dihadapi," ujar Tomiyasu dalam konferensi pers sebelum pertandingan di Stadion Al Thumama. "Kami menyaksikan kekalahan dari Irak. Indonesia masih memiliki peluang untuk lolos, jadi kami harus menghindari terbebani oleh momentum mereka. Sebaliknya, Jepang perlu menyerang lebih dulu dan mengalahkan mereka."
Tomiyasu bermain untuk Jepang dalam kekalahan 1-2 dari Irak pada 19 Januari. Foto: Arsenal.com
Karena cedera, Tomiyasu belum menjadi starter dalam dua pertandingan pertama Grup D. Ia tidak bermain dalam kemenangan 4-2 atas Vietnam pada 14 Januari. Dalam kekalahan 1-2 dari Irak lima hari kemudian, gelandang Arsenal tersebut dimasukkan setelah turun minum ketika Jepang tertinggal 0-2.
Kekalahan dari Irak membuat Jepang kehilangan peluang untuk memuncaki Grup D. Mereka harus mengalahkan Indonesia di babak final untuk mengamankan tempat di babak 16 besar. Performa Jepang dalam dua pertandingan terakhir kurang meyakinkan. Oleh karena itu, pelatih Hajime Moriyasu kemungkinan akan mendesak para pemainnya untuk memberikan yang terbaik melawan Indonesia demi mendapatkan kembali kepercayaan para penggemar. Tomiyasu dapat bermain sebagai starter setelah pulih dari cedera.
Pelatih Moriyasu baru-baru ini menuai kontroversi dengan pernyataannya sebelum pertandingan melawan Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa gaya kepelatihannya terutama memungkinkan para pemain untuk memberikan pendapat dan mengambil pelajaran. Pelatih hanya berperan dalam membuat keputusan akhir setelah setiap pertemuan.
Mengomentari cara kerja sang pelatih, Tomiyasu berkata: "Ini bukan cara kerja yang negatif, melainkan cara kerja yang positif. Ini menunjukkan bahwa pelatih Moriyasu memercayai para pemain. Karena itu, para pemain berjuang untuknya, memercayainya. Ini bukan hubungan simbiosis. Cara kerja seperti ini memotivasi para pemain untuk berprestasi di lapangan."
Gelandang berusia 25 tahun itu mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekan setimnya sering menyesuaikan gaya bermain mereka di lapangan. Para pengambil keputusan biasanya adalah dirinya sendiri, kapten Wataru Endo, dan sekelompok pemimpin. Tomiyasu menegaskan bahwa para pemain Jepang mampu melakukan penyesuaian kecil tanpa berkonsultasi dengan pelatih Moriyasu.
Vinh San (menurut Soccer-King )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)