
Bunga teratai berusia seribu tahun di Jepang - Foto: GaijinPot Travel
Taman Teratai Kuno terletak sekitar 60 km di barat laut Tokyo. Tempat ini melestarikan dan memamerkan spesies teratai kuno yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1971, ketika pemerintah setempat sedang menggali fondasi untuk instalasi pengolahan limbah.
Vitalitas kuat bunga teratai kuno
Benih teratai yang telah membatu dan terkubur dalam di bawah lapisan lumpur, tiba-tiba berkecambah setelah berabad-abad tidak aktif ketika terkena kondisi lingkungan yang menguntungkan, seperti air hujan dan sinar matahari.
Setelah memverifikasi usianya, para ahli menilai ini sebagai varietas teratai langka dengan signifikansi biologis dan arkeologis khusus.
Menurut Japan Travel , varietas teratai ini disebut "Gyōda Hasu", yang berarti teratai Gyōda kuno.
Sejak tahun 2001, pemerintah setempat telah mengembangkan tempat ini menjadi taman ekologi dengan sekitar 120.000 tanaman teratai, yang termasuk dalam 42 varietas berbeda.
Di antara semuanya, varietas teratai kuno menempati posisi istimewa dengan bentuk bunga yang anggun, kelopak bunga lebih sedikit dibanding varietas modern, dan konon bentuknya mirip dengan nenek moyang teratai.

Sudut Taman Teratai Kuno di Jepang - Foto: WIKIMEDIA
Musim berbunga biasanya dimulai dari pertengahan Juni dan berlangsung hingga awal Agustus. Waktu terbaik untuk melihat bunga-bunga ini adalah pagi hari, ketika kelopaknya belum tertutup sinar matahari.
Menurut GaijinPot Travel , pagi hari mulai pukul 7 pagi hingga pukul 9 pagi adalah waktu tersibuk.
Selain kolam teratai, taman ini juga memiliki Museum Teratai Kuno dan dek observasi setinggi 50 m, tempat pengunjung dapat melihat seluruh hamparan sawah artistik dan kolam teratai yang luas, bagian dari ruang ekologi yang telah menjadi simbol musim panas Gyōda.
Tanaman dengan kemampuan memperbaiki DNA
Fenomena mekarnya bunga teratai dari biji purba telah menarik perhatian khusus komunitas ilmiah internasional. Menurut tim peneliti dari Universitas California, Los Angeles (UCLA), teratai merupakan spesies tanaman yang memiliki kemampuan memperbaiki DNA secara sangat efektif.
"Teratai adalah satu-satunya tanaman yang diketahui memiliki gen perbaikan diri yang begitu kuat," kata ahli biologi Jane Shen-Miller, yang menghidupkan kembali benih teratai berusia 1.300 tahun di Tiongkok. "Itulah sebabnya ia dapat tertidur selama ribuan tahun dan kemudian hidup kembali ketika kondisinya tepat."
Selain nilai arkeologisnya, varietas teratai kuno seperti Gyōda Hasu juga membuka banyak arah untuk penelitian terapan.
Menurut para ilmuwan, ketahanan dan daya tahan teratai terhadap tekanan biologis dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan dan ketahanan tanaman modern seperti padi, jagung, atau kedelai dalam konteks perubahan iklim.

Kuncup teratai Gyōda Hasu - Foto: WIKIMEDIA
Kisah benih teratai Gyōda kuno juga mengingatkan kita pada proyek pemulihan benih terkenal lainnya yang dilakukan oleh Dr. Ichiro Oga pada tahun 1950-an, ketika ia berhasil menumbuhkan benih teratai yang berusia 1.000–1.300 tahun di sebuah situs arkeologi di Tiongkok.
Teratai ini kemudian dinamai "Teratai Oga" dan dianggap sebagai simbol vitalitas abadi yang melampaui waktu. Menurut World Tribune , penemuan Oga-lah yang menginspirasi para peneliti di Jepang untuk terus memulihkan dan memperbanyak benih teratai kuno yang ditemukan di Gyōda.
Sumber: https://tuoitre.vn/hoa-sen-no-tu-hat-giong-1-400-nam-tuoi-20250707205720666.htm






Komentar (0)