Asap mengepul di Kota Gaza pada 6 November di tengah konflik Hamas-Israel
CNN pada tanggal 6 Oktober mengutip informasi dari pejabat kesehatan di Jalur Gaza yang mengatakan bahwa 10.022 orang telah tewas, termasuk 4.104 anak-anak, sejak Israel menanggapi serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Pejabat kesehatan Gaza Ashraf Al Qudra mengatakan 25.408 orang juga terluka.
Badan-badan kemanusiaan utama PBB dan badan amal internasional menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, menggambarkan situasi di sana sebagai "mengerikan" dan "tidak dapat diterima".
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengatakan bahwa serangan Hamas terhadap Israel tidak dapat "membenarkan hukuman kolektif" terhadap warga Palestina. Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan setidaknya 240 orang disandera.
Reuters mengutip juru bicara militer Israel, Richard Hecht, yang mengatakan bahwa pasukan Israel diperkirakan akan menyerang anggota Hamas di terowongan dan bunker di Jalur Gaza, setelah tentara dan tank memperketat pengepungan untuk mengisolasi wilayah tersebut. "Sekarang kami mulai bergerak maju di atas tanah dan di bawah tanah," ujarnya.
Al Jazeera dan Al Aqsa melaporkan bahwa pasukan Israel menyerang dan merusak atap panel surya sebuah gedung di kompleks rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza. Israel sebelumnya menjelaskan bahwa serangan terhadap rumah sakit di Jalur Gaza tersebut ditujukan kepada pasukan Hamas yang bersembunyi di sistem terowongan di bawahnya.
Mengenai situasi di perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir, AFP pada tanggal 6 November mengutip pengumuman dari pemerintah Hamas yang mengatakan bahwa perbatasan telah dibuka kembali untuk mengizinkan orang asing, warga negara ganda dan warga Palestina yang terluka untuk meninggalkan Jalur Gaza.
Penyeberangan tersebut dibuka dari tanggal 1 hingga 3 November, memungkinkan lebih dari 1.100 orang meninggalkan Jalur Gaza. Namun, penyeberangan tersebut ditutup selama dua hari setelahnya di tengah perselisihan mengenai izin ambulans untuk melewati perbatasan.
Sumber-sumber pemerintah Hamas mengatakan penyeberangan telah dibuka kembali setelah kesepakatan yang ditengahi Mesir dengan Israel, yang memungkinkan 30 korban luka dievakuasi. Seorang pejabat perbatasan mengatakan enam ambulans telah tiba di sisi penyeberangan Mesir untuk mengangkut warga Palestina yang terluka ke rumah sakit.
Dalam perkembangan lain, CNN melaporkan pada tanggal 6 November bahwa Afrika Selatan dan Chad mengatakan mereka akan memanggil diplomat di Israel untuk "konsultasi" mengenai konflik Hamas-Israel.
Kementerian luar negeri Afrika Selatan menegaskan kembali seruannya untuk "gencatan senjata segera", sementara juru bicara pemerintah Chad mengutuk hilangnya nyawa tak berdosa dan menyerukan gencatan senjata yang akan mengarah pada solusi abadi bagi masalah Palestina.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)