Dalam sebuah video pendek yang diunggah di Weibo, CEO Zhao mengatakan bahwa hubungan antara Honor dan Huawei tetap terjalin, tetapi hal ini jarang terjadi karena kesibukan mereka. Namun, ia menegaskan bahwa "Kami tidak dapat menunjukkan belas kasihan kepada siapa pun saat ini." Pernyataan ini jelas mencerminkan keinginan Honor untuk menegaskan diri di pasar ponsel pintar yang kompetitif.
Honor secara bertahap menegaskan dirinya di pasar telepon pintar.
Berbicara tentang hubungannya dengan Huawei, Zhao mencatat bahwa Honor telah mewarisi semangat perusahaan induknya, dan menyatakan bahwa Honor bukan lagi sekadar penerus Huawei. Perjuangan Honor untuk mencapai kemandirian terbukti menjadi langkah strategis yang memungkinkan merek tersebut untuk beralih dari posisinya sebelumnya sebagai pengganti Huawei. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk secara bertahap memasuki segmen produk kelas atas dan bahkan memposisikan perangkatnya sebagai pesaing produk unggulan Huawei. Pergeseran ini menunjukkan tekad Honor untuk mengukir segmen pasar dan mendiversifikasi penawaran produknya.
Ketika ditanya tentang persamaan dan perbedaan antara Honor dan Huawei, Zhao membandingkan perusahaannya dengan cabang besar yang dipotong dari pohon Huawei yang besar. Meskipun nilai-nilai inti dan karakteristik budaya Huawei terus memengaruhi Honor, merek tersebut telah mengalami transformasi seiring adaptasinya terhadap lingkungan baru. Evolusi ini menjadikan mereka perusahaan yang unik.
Perjalanan Honor menuju kemandirian dapat dikatakan mencerminkan perpaduan harmonis antara tradisi dan inovasi. Keduanya menjadi bukti kemampuan adaptasi dan ketahanan perusahaan-perusahaan di industri teknologi. Honor tidak hanya mewarisi esensi Huawei, tetapi juga mengembangkan identitasnya sendiri, yang melambangkan babak baru dalam sejarah kedua perusahaan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)