"Dengan penuh kesedihan kami menyampaikan bahwa suami dan ayah kami, Franz Beckenbauer, meninggal dunia dengan tenang kemarin (7 Januari) dikelilingi oleh keluarganya. Kami mohon privasi selama masa sulit ini ," ujar keluarga legenda Jerman Franz Beckenbauer.
Menurut Daily Mail, kesehatan Beckenbauer telah menurun drastis sejak putra sulungnya, Stephan, meninggal dunia secara tiba-tiba pada tahun 2015 setelah berjuang melawan penyakit. Dalam beberapa tahun terakhir, mantan bek Bayern tersebut menderita penyakit Parkinson (demensia). Selain itu, ia juga menjalani operasi jantung.
Beckenbauer memiliki karier yang hebat.
"Salah satu pemain terhebat yang pernah ada dalam sejarah," mantan pemain Gary Lineker mengungkapkan kesedihannya.
"Beckenbauer telah membantu membentuk sepak bola dunia . Dia pantas mendapatkan pengakuan khusus. Sulit menemukan pemain sehebat Beckenbauer," tulis Darren Fletcher di halaman pribadinya.
Jurnalis Piers Morgan berkata: "Beristirahatlah dengan tenang. Dia adalah bek yang hebat, pelatih yang brilian, dan contoh yang baik dalam permainan ini."
Beckenbauer memiliki karier yang gemilang, baik sebagai pemain maupun pelatih. Puncak kariernya dimulai pada tahun 1964, ketika ia bermain untuk Bayern München. Selama 13 tahun bermain di Bavaria, sang "Kaisar" memenangkan banyak gelar, terutama 4 gelar Bundesliga dan 3 gelar Piala Eropa (cikal bakal Liga Champions).
Bermain untuk Jerman Barat, Beckenbauer juga meraih kejayaan dengan gelar juara EURO 1972 dan Piala Dunia 1974. Legenda Jerman ini merupakan satu-satunya bek dalam sejarah yang memenangkan Bola Emas dua kali, dan juga termasuk di antara delapan pemain yang meraih "treble" Piala Dunia, Liga Champions, dan Ballon d'Or, bersama Kaka, Ronaldinho, Rivaldo, Zinedine Zidane, Paolo Rossi, Gerd Muller, dan Bobby Charlton.
Setelah pensiun, Beckenbauer menjadi pelatih dan terus meraih kesuksesan dengan membantu Jerman memenangkan Piala Dunia 1990. Dalam sejarah, selain Beckenbauer, hanya Didier Deschamps dan Mario Zagallo yang pernah memenangkan kejuaraan dunia sebagai pemain dan pelatih. Pada musim 1993/94, "Sang Kaisar" kembali ke Bayern dan membantu tim memenangkan kejuaraan nasional dan Piala UEFA (pendahulu Liga Europa).
Minh Tu
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)