Pada pagi hari tanggal 21 Januari, harga USD mencatat kenaikan tertinggi selama seminggu. Misalnya, Eximbank membeli pada harga 24.320 VND dan menjual pada harga 24.720 VND, meningkat 70-80 VND dibandingkan akhir minggu lalu; Vietcombank membeli pada harga 24.345 VND dan menjual pada harga 24.715 VND, meningkat 85 VND setelah seminggu...
Sebaliknya, harga euro justru turun setelah seminggu. Misalnya, Vietcombank membeli pada harga 26.010 VND dan menjualnya pada harga 27.438 VND, turun 134 VND. Atau, yen Jepang juga turun 3,55 VND ketika Vietcombank membeli pada harga 160,09 VND dan menjualnya pada harga 169,45 VND...
Harga USD naik selama seminggu
Harga USD internasional mencatat minggu yang kuat ketika Indeks USD berada di atas 103 poin. Dibandingkan dengan akhir pekan lalu, Indeks USD meningkat hampir 1%. Dolar AS mencatat kenaikan minggu kedua berturut-turut setelah sejumlah pejabat Federal Reserve AS (Fed) mengatakan bahwa Fed membutuhkan lebih banyak waktu untuk mulai memangkas suku bunga.
Selain itu, data ekonomi AS yang positif untuk Desember 2023 telah mengurangi ekspektasi investor bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga mulai Maret mendatang dibandingkan sebelumnya. Sebagai contoh, data pasar tenaga kerja AS sangat baik, dengan klaim pengangguran mingguan turun ke level terendah dalam hampir 1,5 tahun. Data sebelumnya juga menunjukkan bahwa penjualan ritel AS meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Desember 2023.
Seiring dengan penguatan dolar AS, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun naik 0,22 poin persentase minggu ini menjadi 4,3587%. Ahli strategi Rabobank, Jane Foley, mengatakan pasar telah menyadari bahwa menaikkan suku bunga tidak akan mudah bagi The Fed dan beberapa bank sentral lainnya dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini tercermin dalam tren penguatan dolar AS atau nilai tukar USD/JPY...
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)