Saat ini, banyak pengemudi masih lebih memilih transmisi manual daripada transmisi otomatis. Namun, teknologi transmisi otomatis telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, membuat berkendara lebih mudah dan nyaman.
Jika pada kendaraan bertransmisi manual, pengemudi harus secara aktif berpindah ke gigi yang lebih rendah saat menanjak agar memperoleh traksi yang cukup, maka pada kendaraan bertransmisi otomatis, cukup dengan menggerakkan tuas persneling ke posisi "L" (Rendah) dapat memperoleh efek yang sama tanpa harus menginjak kopling.

Tujuan utama transmisi otomatis adalah meminimalkan intervensi pengemudi, tetapi dalam situasi tertentu, seperti perpindahan ke mode “L” rendah, intervensi pengemudi aktif tetap diperlukan.
Mode gigi rendah dirancang untuk menyediakan torsi lebih besar pada kecepatan rendah, yang khususnya berguna saat mendaki atau menuruni bukit, berkendara di luar jalan raya, melaju di permukaan licin, atau saat membawa atau menarik beban berat.
Memahami kapan dan mengapa menggunakan mode ini akan membantu Anda memaksimalkan tenaga kendaraan Anda, sekaligus melindungi keselamatan dan umur panjang drivetrain Anda.
Ide di balik penggunaan mode “L”
Mode gigi rendah merupakan fitur penting untuk mengoptimalkan traksi dan kontrol saat mengoperasikan kendaraan dalam kondisi sulit. Dalam mode ini, transmisi memprioritaskan gigi rendah, sehingga mesin dapat mempertahankan torsi tinggi bahkan pada kecepatan rendah. Hal ini memudahkan untuk mendaki bukit, menarik, atau membawa beban berat tanpa kehilangan tenaga, terutama saat memulai di bukit atau berkendara di jalan pedesaan.
Tidak hanya membantu meningkatkan traksi, mode gigi rendah juga berperan saat menuruni bukit. Kendaraan akan menggunakan pengereman mesin, alih-alih pengereman mekanis, sehingga proses menuruni bukit menjadi mulus, stabil, dan mengurangi risiko panas berlebih atau keausan cepat akibat gesekan. Prinsip ini juga diterapkan pada banyak sistem bantuan menuruni bukit pada SUV modern untuk mempertahankan kecepatan rendah dan aman saat menuruni bukit.
Selain itu, karena kecepatan roda dikontrol lebih ketat dengan tetap menjaga torsi konstan, gigi rendah sangat berguna pada permukaan dengan cengkeraman rendah seperti salju, es, lumpur, atau pasir. Hal ini menghasilkan stabilitas dan traksi yang lebih baik, sehingga mengurangi risiko roda berputar.
Singkatnya, mode gigi rendah dirancang untuk situasi yang memerlukan kombinasi kecepatan rendah, traksi tinggi, dan kontrol optimal untuk memastikan keselamatan pengemudi dan kendaraan.
Mode “L” dan berkendara sehari-hari
Pada dasarnya, gigi rendah tidak dirancang untuk berkendara kecepatan tinggi sehari-hari, di mana performa keseluruhan, penghematan bahan bakar, dan perpindahan gigi yang halus lebih penting daripada mempertahankan traksi. Saat mode ini diaktifkan, transmisi akan secara signifikan membatasi kecepatan tertinggi kendaraan, yang, terutama di jalan raya, tidak hanya tidak nyaman tetapi juga berpotensi membahayakan.
Selain itu, gigi rendah menyebabkan mesin mempertahankan rpm tinggi, sehingga menimbulkan suara bising dan pengalaman berkendara yang kurang nyaman dibandingkan mode otomatis normal. Oleh karena itu, mode gigi rendah sebaiknya hanya digunakan dalam waktu singkat, ketika benar-benar dibutuhkan, seperti saat mendaki bukit, menuruni bukit, menarik benda berat, atau melewati medan yang sulit. Membiarkan mode ini terlalu lama, terutama di jalan raya, dapat menyebabkan girboks dan transmisi lebih cepat aus.
Catatan penting lainnya adalah pengemudi perlu berakselerasi dan deselerasi secara perlahan saat menggunakan mode gigi rendah, menghindari pengoperasian mendadak yang dapat membebani girboks. Memahami pengoperasian dan batasan gigi rendah tidak hanya membantu Anda berkendara off-road secara efektif, tetapi juga merupakan faktor penting untuk memastikan keselamatan dan memperpanjang umur kendaraan.
Sumber: https://baonghean.vn/khi-nao-nen-su-dung-che-do-l-ten-xe-o-to-so-tu-dong-10306016.html
Komentar (0)