Menurut The Information, Departemen Perdagangan AS telah membuka penyelidikan terhadap TSMC untuk melihat apakah perusahaan tersebut melanggar peraturan ekspor saat memproduksi chip untuk Huawei.
Informasi melaporkan bahwa Departemen Perdagangan AS telah menghubungi TSMC dalam beberapa minggu terakhir untuk menanyakan tentang manufaktur untuk Huawei.
Dalam pernyataan email, pabrik pengecoran chip terbesar di dunia menegaskan bahwa mereka adalah “perusahaan yang taat hukum” dan memiliki proses untuk memastikan kepatuhan.
"Jika ada alasan untuk meyakini adanya potensi masalah, kami akan mengambil tindakan untuk memastikan kepatuhan, termasuk melakukan investigasi dan berkomunikasi secara proaktif dengan pihak-pihak terkait seperti pelanggan dan regulator," ujar TSMC.
Huawei dimasukkan dalam daftar hitam AS pada tahun 2020 karena masalah keamanan nasional, yang melarangnya membeli chip yang dibuat dengan peralatan AS.
AS juga melarang Huawei memproduksi chipnya sendiri menggunakan teknologi AS tanpa lisensi dari Departemen Perdagangan.
Raksasa teknologi China juga tidak dapat membeli peralatan manufaktur chip AS.
Sejauh ini, Huawei mengklaim bahwa semua cip canggihnya diproduksi oleh SMIC – pabrik pengecoran terbesar di China.
Chip telepon pintar baru milik perusahaan itu, yang akan diluncurkan pada tahun 2023, dipandang sebagai terobosan besar bagi industri semikonduktor daratan.
Selama dua tahun terakhir, AS telah memberlakukan serangkaian sanksi untuk mencegah perusahaan China mengakses chip canggih dan teknologi AI.
Perusahaan seperti Nvidia – pembuat chip AI mutakhir – tidak dapat menjual ke China.
TSMC adalah produsen cip kontrak terbesar di dunia dan memainkan peran kunci dalam rantai pasokan cip. TSMC merupakan pemasok utama cip canggih yang digunakan dalam AI dan ponsel pintar.
(Menurut Investing)
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/my-dieu-tra-tsmc-vi-huawei-2333132.html
Komentar (0)