Suku bunga tidak berubah di tengah ketidakpastian
Bank Sentral Jepang (BOJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada rapat yang berakhir Jumat. Para pembuat kebijakan menginginkan lebih banyak waktu untuk menilai apakah perekonomian dapat menahan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump dan semakin meningkatnya tanda-tanda pelemahan ekonomi AS.
Langkah ini dilakukan setelah Federal Reserve (Fed) AS memangkas suku bunga dan memberi sinyal akan terus memangkasnya dalam waktu dekat guna mencegah melemahnya pasar tenaga kerja.
Pertumbuhan AS yang melambat meredupkan prospek kenaikan suku bunga BOJ, terutama karena ekspor Jepang mulai terpukul oleh tindakan pajak baru.
Para investor menaruh perhatian khusus pada konferensi pers pasca-pertemuan Gubernur Kazuo Ueda untuk mendapatkan petunjuk mengenai kemungkinan BOJ melanjutkan siklus kenaikan suku bunganya, yang telah ditunda sejak Januari.
Skenario untuk beberapa bulan mendatang
Beberapa pakar, termasuk Kei Fujimoto dari SuMi TRUST, memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga awal tahun depan, tetapi belum jelas apakah keputusan akan diambil secepatnya pada bulan Oktober. Para pejabat akan mempertimbangkan dengan cermat dampak tarif terhadap laba perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk terus menaikkan upah.
Survei Reuters menemukan sebagian besar ekonom memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga sebesar 0,25 poin persentase hingga akhir tahun, tetapi waktunya masih kontroversial, dengan fokus terpusat pada Oktober atau Januari.
Tekanan inflasi dan pasar kerja
Meskipun ada banyak alasan untuk memperlambat kenaikan suku bunga, BOJ tetap mendapat tekanan akibat harga pangan yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat.
Data terbaru menunjukkan harga konsumen inti naik 2,7% pada bulan Agustus dibandingkan tahun sebelumnya, melambat selama tiga bulan berturut-turut, tetapi masih di atas target 2%. Beberapa anggota dewan yang berpandangan hawkish memperingatkan bahwa mempertahankan suku bunga riil negatif terlalu lama dapat menimbulkan risiko bagi perekonomian.
Dampak politik dan arah kebijakan
Gambaran kebijakan moneter BOJ semakin rumit akibat politik dalam negeri. Partai berkuasa Jepang akan mengadakan pemilihan pemimpin pada 4 Oktober setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengumumkan pengunduran dirinya.
Kandidat utama Sanae Takaichi, yang sangat menentang kenaikan suku bunga, akan mengumumkan platform kampanyenya pada hari yang sama dengan konferensi pers BOJ.
BOJ mengakhiri program stimulus selama satu dekade dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5% pada bulan Januari, yakin bahwa Jepang dapat mempertahankan target inflasi 2%.
Namun, Gubernur Ueda tetap berjanji untuk berhati-hati dalam setiap langkah, terutama ketika belum memungkinkan untuk menentukan dengan jelas dampak kebijakan pajak AS terhadap perekonomian Jepang.
Sumber: https://baonghean.vn/ngan-hang-nhat-ban-duy-tri-lai-suat-on-dinh-truoc-rui-ro-tu-my-10306719.html






Komentar (0)