"Sebenarnya, peluangnya bukan nol. Namun, seperti yang saya katakan, tinggal kurang dari dua bulan lagi hingga akhir tahun 2023," ujar Ueda, Senin, di Nagoya, Prefektur Aichi, ketika ditanya tentang peluang Jepang mencapai target inflasi 2%.
Komentar Tn. Ueda pada tanggal 6 November menilai bahwa kemungkinan Jepang lolos dari suku bunga negatif tahun ini rendah.
Nilai tukar yen bertahan di kisaran 150 terhadap dolar. Obligasi pemerintah Jepang menguat, mengikuti pergerakan suku bunga global seiring dibukanya kembali pasar setelah libur akhir pekan. Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun turun 5 basis poin menjadi 0,87%.
Tuan Ueda juga mengusulkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi selalu menekankan frasa “secara teoritis”.
Pada bulan September, gubernur BOJ telah memicu spekulasi bahwa Bank of Japan akan mengubah kebijakan lebih cepat, tetapi Ueda mengatakan ia hanya ingin memastikan dewan BOJ telah mempertimbangkan semua skenario yang mungkin.
Sebelumnya pada hari Senin, gubernur terus menyarankan kehati-hatian, khususnya bahwa kemajuan telah dicapai dalam upaya mencapai target inflasi. Pesannya sebagian besar bersifat dovish, sehingga membuka kemungkinan normalisasi kebijakan.
“Kemungkinan tercapainya target stabilitas harga 2% tampaknya meningkat secara bertahap,” kata Bapak Ueda.
Namun, karena pertumbuhan upah dan faktor-faktor lainnya masih belum pasti, “pencapaian tujuan stabilitas harga yang berkelanjutan belum diharapkan saat ini.”
Tuan Ueda dikatakan lebih yakin tentang target inflasi, tidak seperti pada bulan September.
Pesan Bapak Ueda dapat membuka jalan bagi transisi yang lancar menuju normalisasi ketika saatnya tiba. Gubernur terus menekankan ketidakpastian seputar prospek ekonomi . Siklus inflasi upah akan diperlukan untuk mendukung para pekerja.
"Ada perkembangan baru dalam penetapan harga oleh beberapa perusahaan," tambah Bapak Ueda. "Namun, banyak orang percaya bahwa, tidak seperti biaya bahan baku, kenaikan upah dan biaya tidak langsung lainnya sulit dibebankan ke harga jual."
BOJ menyesuaikan mekanisme pengendalian kurva imbal hasil (YCC) pada 31 Oktober untuk mengatasi potensi risiko pelonggaran moneter, sebuah langkah yang ditafsirkan oleh beberapa ekonom sebagai langkah "berjingkat-jingkat" menuju normalisasi kebijakan. Sekitar 70% analis memperkirakan akan terjadi pengetatan kebijakan pada April 2024, menurut survei Bloomberg menjelang pertemuan kebijakan bulan Oktober.
BOJ telah meningkatkan proyeksi inflasi secara tajam untuk tahun fiskal mendatang menjadi 2,8% – jauh lebih tinggi dari perkiraan. Ini berarti Bank of Japan memperkirakan inflasi akan melampaui target 2% selama tiga tahun berturut-turut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)