Hari ini (20 November), ratusan orang datang ke rumah Bapak Tr. di Dusun 6, Kelurahan Nam Thanh (Kecamatan Nam Dan, Provinsi Nghe An ) untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ayah dan ketiga anaknya yang meninggal dunia secara tiba-tiba di usia yang begitu muda. Bapak PHT (lahir tahun 1984) beserta anak-anaknya, PPQ (lahir tahun 2017) dan PQA (lahir tahun 2018), meninggal dunia dalam sebuah perahu terbalik pada sore hari tanggal 18 November.
Suara genderang, tangisan, dan ratapan memenuhi hati orang-orang.
Ibu N, istri Bapak Tr, ibu dua orang anak, menangis sejadi-jadinya sejak kemarin.
"Bagaimana aku bisa terus hidup? Ya Tuhan. Kenapa begitu sulit...", isak istri dan ibu muda itu.
Seluruh pemakaman Bai Quan dipenuhi asap dupa.
Istri Tuan Tr. berusaha bangkit dari pelukan kerabatnya, meraih peti jenazah suami dan anaknya untuk memandang wajah mereka untuk terakhir kalinya.
"Hidup ini terlalu singkat, hanya dalam sekejap ia berubah menjadi debu. Saya merasa kasihan kepada ayah dan ketiga putranya yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk memiliki rumah yang layak. Sekarang mereka harus meninggalkan segalanya dan pergi..." bisik seorang warga yang memegang dupa untuk ketiga ayah dan putra Tuan Tr.
Bapak Nguyen Van Dai, Kepala Dusun 5, Kelurahan Nam Thanh, mengatakan bahwa Bapak Tr. dan istrinya memiliki 3 anak, dua anak pertama meninggal bersama ayah mereka. Anak bungsunya lahir sekitar 18 bulan yang lalu.
Bapak Tr. dan istrinya, Ibu Nh., telah menjadi subkontraktor Bendungan Rao Bang untuk budidaya ikan selama 2 tahun terakhir. Setiap hari, Bapak Tr. mempekerjakan beberapa orang untuk mendayung perahu ke bendungan tersebut guna menangkap ikan. Meskipun Bapak Tr. adalah subkontraktor bendungan untuk budidaya ikan, beliau tidak bisa berenang.
Selain beternak ikan di bendungan, Pak Tr. dan istrinya juga mengelola peternakan babi di dekat rumah mereka. Semua orang menganggap Pak Tr. dan istrinya pekerja keras dan kehidupannya semakin mapan.
"Bapak Tr. adalah seorang pekerja keras, bekerja keras sepanjang tahun, menjalani kehidupan yang lembut dan jujur. Dalam kegiatan amal, membantu kaum miskin, dan dalam kegiatan kemasyarakatan, Bapak Tr. selalu menjadi yang terdepan. Semua orang berduka ketika beliau dan anak-anaknya tiba-tiba meninggal dunia...", ungkap Bapak Dai.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)