Dewan Sekolah dari Harapan ke Realita
Dewan sekolah didefinisikan sebagai lembaga tata kelola yang menjalankan hak untuk mewakili kepemilikan sekolah, memantau operasional, dan mengarahkan strategi pengembangan. Di setiap jenjang pendidikan, peran dewan sekolah ditetapkan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.
Di taman kanak-kanak dan sekolah dasar negeri, dewan sekolah memiliki fungsi memutuskan arah kegiatan, memobilisasi dan memantau sumber daya, dan memastikan hubungan antara sekolah dan masyarakat serta komunitas.
Anggota dewan sekolah terdiri atas wakil-wakil dari berbagai pihak seperti Komite Partai, serikat pekerja, kelompok profesi, pemerintah daerah, orang tua, dan sebagainya. Namun, di banyak daerah, dewan sekolah seringkali dianggap hanya sekadar formalitas, dengan peran yang samar-samar dan tumpang tindih dengan fungsi kepala sekolah atau organisasi partai.
Di tingkat universitas, dewan sekolah diharapkan menjadi organisasi tata kelola sekolah, yang menjalankan hak perwakilan kepemilikan sekolah dan pemangku kepentingan, dan memainkan peran penting dalam merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan sekolah.
Model ini dirancang untuk menerapkan otonomi, memisahkan kepemimpinan politik dan manajemen administratif, membantu mengurangi pemusatan kekuasaan di tangan kepala sekolah.
Faktanya, di banyak perguruan tinggi dan universitas negeri, dewan sekolah telah menjadi penghambat tata kelola.
Dr. Dang Nguyen Manh, Kepala Sekolah Kejuruan Thai Binh (provinsi Hung Yen) mengatakan bahwa operasi paralel Komite Partai, Dewan Direksi dan dewan sekolah membuat proses pengambilan keputusan menjadi berlarut-larut dan bahkan kontradiktif.

Perubahan besar dalam manajemen pendidikan
Resolusi 71-NQ/TW Politbiro telah menetapkan kebijakan khusus: Tidak mengorganisasikan dewan sekolah di lembaga pendidikan publik (kecuali sekolah dengan perjanjian internasional), dan pada saat yang sama menerapkan model Sekretaris Komite Partai merangkap kepala sekolah.
Di tingkat universitas dan perguruan tinggi, model ini dianggap membantu memperpendek siklus pengambilan keputusan, menciptakan kesatuan dalam kepemimpinan, dan beroperasi secara lebih efektif.
Dr. Dang Nguyen Manh mengomentari bahwa ini adalah orientasi penting, dengan fokus pada inovasi dalam pemikiran manajemen dan peningkatan efektivitas kepemimpinan langsung organisasi Partai.
Dalam konteks sistem politik yang bergerak menuju perampingan dan efektivitas, tidak mengorganisasikan dewan sekolah di lembaga pendidikan, termasuk lembaga pendidikan kejuruan, membantu memusatkan wewenang dan tanggung jawab, memperpendek proses pengambilan keputusan, menciptakan fleksibilitas dalam perencanaan strategis, sumber daya manusia dan manajemen keuangan, dan pada saat yang sama meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Penghapusan dewan sekolah membantu menghemat biaya operasional, mengurangi tekanan personel, dan menciptakan kondisi bagi kepala sekolah untuk berfokus pada manajemen profesional. Kegiatan sekolah masih dipantau melalui sel Partai, komite perwakilan orang tua, serikat pekerja, dan organisasi sosial lainnya.
Dr. Manh juga menyampaikan bahwa pimpinan sekolah, khususnya kepala sekolah, perlu mewujudkan semangat Resolusi tersebut dengan tindakan-tindakan praktis seperti meningkatkan otonomi menyeluruh; melakukan inovasi metode manajemen ke arah yang modern dan kreatif; mengembangkan staf pengajar yang dibarengi dengan kebijakan remunerasi; secara proaktif menjalin hubungan dengan dunia usaha dan kerjasama sosial guna meningkatkan mutu pelatihan.
“Tujuannya adalah membangun lembaga pendidikan yang terbuka, saling terhubung, dan setara yang memenuhi persyaratan pengembangan sumber daya manusia berkualitas tinggi untuk melayani industrialisasi dan modernisasi negara, sejalan dengan orientasi pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan oleh Resolusi 71,” tegas Kepala Sekolah Vokasi Thai Binh.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/nghi-quyet-so-71-nqtw-tao-buoc-chuyen-trong-quan-tri-nha-truong-post747529.html
Komentar (0)