Guru VTKQ (Distrik Dak Glong, Dak Nong) yang tergolong siswa biasa-biasa saja dipukuli oleh orang tua di rumahnya pada bulan Mei. Pada bulan Oktober 2023, Wakil Kepala Sekolah SMA Ham Tan ( Binh Thuan ) dipukuli oleh orang tua dan beberapa orang tak dikenal yang memaksa masuk ke rumahnya dan harus dilarikan ke unit gawat darurat.
Serangan terhadap guru tersebut telah membuat banyak orang marah, terutama guru seperti kami. Rasa sakit fisik akan berlalu, tetapi guncangan mental yang dialami guru akan membutuhkan waktu lama untuk mereda. Para orang tua mengakui bahwa mereka terlalu marah dan memperlakukan orang yang dipanggil guru oleh anak mereka dengan kasar. Rasa sakit akibat luka-luka tersebut akan berangsur-angsur mereda, tetapi beberapa bekas luka akan membekas seumur hidup.
Dari perspektif lain, banyak hal yang diunggah di media sosial tentang guru belum tentu benar, tetapi dengan pesatnya penyebaran media sosial, dampak negatifnya pun menyebar ke mana-mana. Selama itu, guru, kerabat, dan rekan kerja mereka harus menanggung banyak kritik dan "bentrokan" dari media sosial.
Dalam banyak kasus, guru tidak dapat melindungi diri dari perilaku tidak beradab beberapa orang tua dan bahkan siswa. Guru terikat oleh peraturan industri. Menurut peraturan sekolah umum, salah satu hal yang tidak boleh dilakukan guru adalah "menghina kehormatan, martabat, dan fisik siswa". Guru bahkan akan dikenakan sanksi administratif jika melanggar peraturan administrasi di bidang pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2015. Banyak guru bertanya-tanya: Bukankah guru diperbolehkan memarahi siswa ketika mereka berperilaku buruk?
Beginilah nasib guru, tapi bagaimana dengan orang tua dan siswa? Apakah sanksi bagi mereka yang menghina martabat, kehormatan, dan fisik guru sudah cukup kuat?
Banyak guru yang "dibully" di media sosial.
Di era digital , orang-orang dapat menerima informasi dari berbagai sumber, terutama internet. Dengan banyaknya sumber informasi seperti itu, saya rasa setiap orang perlu waspada. Setiap orang perlu tahu cara memverifikasi dan mengevaluasi informasi untuk membuat komentar dan penilaian yang objektif.
Penting juga untuk menentukan sumber serta fakta terkait informasi tersebut. Kita tidak bisa menilai sifat seseorang hanya dengan melihat fenomenanya, dan menilai seseorang hanya dengan mengklasifikasikan fenomena tersebut di internet. Inilah budaya perilaku di internet.
Dari perspektif lain, orang tua perlu memberi contoh kepada anak-anak mereka. Dapatkah orang tua yang berperilaku kasar, "menindas" guru secara daring maupun di dunia nyata, memberi contoh kepada anak-anak mereka tentang menghormati guru?
Tanggung jawab seorang guru adalah mendidik murid-muridnya menjadi orang baik. Dalam proses pendidikan, terkadang kita perlu fleksibel, terkadang kita perlu tegas dalam batasan yang diperbolehkan. Dan guru juga perlu dilindungi, kita tidak boleh membiarkan guru menghadapi tekanan dari perilaku kasar dan tidak senonoh beberapa orang tua dan siswa, baik secara daring maupun di dunia nyata.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)