Secara spesifik, harga minyak Brent naik 1,11% menjadi 82,52 dolar AS/barel. Harga minyak WTI AS naik 1,09 dolar AS, setara dengan 1,43%, menjadi 77,58 dolar AS/barel.
Penurunan aktivitas penyulingan AS dan gangguan perdagangan global yang memperketat pasokan solar mendorong harga minyak naik, menurut Reuters.
Harga solar AS telah naik pesat ke titik tertinggi dalam empat bulan, membatasi perdagangan arbitrase dalam pengiriman bahan bakar ke Eropa.
Sementara itu, ketegangan terus meningkat di Timur Tengah meskipun ada upaya semua pihak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Rute pelayaran di Laut Merah masih terancam oleh serangan Houthi. Pekan lalu, sebuah kapal tanker AS nyaris lolos dari serangan Houthi, sementara kapal tanker lainnya mengalami kebocoran bahan bakar.
Phil Flynn, seorang analis di perusahaan keuangan Price Futures Group, mengatakan fokus pasar telah bergeser ke pasokan karena permintaan tetap tinggi.
Kilang-kilang minyak AS diperkirakan akan mulai kembali berproduksi pada bulan Maret setelah menyelesaikan perbaikan menyeluruh. Utilisasi kilang minyak AS telah mencapai 80,6% dari kapasitas nasional selama dua minggu terakhir, menurut Badan Informasi Energi (EIA).
Di dalam negeri, harga eceran bensin dan minyak akan disesuaikan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan dalam rapat koordinasi kebijakan harga pada sore hari tanggal 29 Februari. Para analis memperkirakan, dalam penyesuaian selanjutnya, harga minyak akan terus menurun seiring dengan penurunan harga minyak dunia pekan lalu.
Harga eceran bensin dalam negeri pada tanggal 27 Februari adalah sebagai berikut: bensin E5 RON 92 tidak lebih dari VND 22.475/liter; bensin RON 95-III tidak lebih dari VND 23.599/liter; minyak solar tidak lebih dari VND 20.910/liter; minyak tanah tidak lebih dari VND 20.921/liter; minyak mazut tidak lebih dari VND 15.929/kg.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)