Pada malam Festival Lentera, bulan purnama bersinar di langit, dan di bumi, persembahan-persembahan dipenuhi ketulusan tuan rumah. Semuanya selaras dalam cahaya murni ciptaan. Oleh karena itu, ritual-ritual selama Festival Lentera begitu khidmat, tak kalah dengan ritual-ritual lainnya.
Makanan enak
Sejak dahulu kala, bulan purnama Januari dianggap sebagai hari bulan purnama terbesar dan terpenting dalam setahun. Banyak orang sangat berhati-hati dalam menyiapkan hidangan lezat untuk persembahan bulan purnama di bulan Januari.
Di antara kue-kue dan buah-buahan lain untuk pesta yang meriah, banh troi adalah hidangan paling sederhana namun paling khidmat. Bola-bola banh troi yang bulat dan lembut menyatu dengan isian kacang lembut di dalamnya; tersembunyi di dalam sirup gula merah muda dengan aroma jahe yang harum, dan sedikit santan kental yang kaya rasa...
Harapan untuk tahun baru yang penuh kelancaran dan kesuksesan dalam pekerjaan, kedamaian keluarga, dan reuni anak-anak serta orang tua… semuanya tercurah dalam bola-bola indah yang mengapung itu. Di bawah cahaya rembulan yang terang di malam bulan purnama bulan Januari, orang-orang selalu saling memberikan hal-hal terbaik.
Asal usul banh troi Vietnam berasal dari banh thang vien, yang juga dikenal sebagai kue Nguyen Tieu Tiongkok, karena sering dipersembahkan pada Festival Lentera. Kue ini berasal dari Tiongkok kuno, dan kemudian menjadi populer di negara-negara Asia, termasuk Vietnam.
Ada dua jenis banh troi Vietnam: banh troi Han Thuc dari Utara dan banh troi Che Troi Nuoc dari Selatan. Meskipun cara pembuatan banh troi di kedua wilayah agak mirip, cara penyajiannya berbeda di setiap wilayah.
Banh troi (pangsit beras) yang dipersembahkan kepada Han Thuc biasanya berupa bola-bola ketan seukuran ujung jari, disusun berdampingan di atas piring, ditaburi biji wijen sangrai dan sedikit atau tanpa sirup gula. Che Troi Nuoc Selatan berupa bola-bola besar tepung beras dengan isian kacang hijau di dalamnya.
Pangsit-pangsit tersebut tampak begitu serasi dengan sirup jahe, memamerkan keindahannya sepenuhnya di dalam mangkuk. Di atasnya, orang-orang menambahkan beberapa helai kelapa parut dan sesendok santan untuk mengurangi rasa manis teh yang kuat. Warna tepung ketan yang lama berubah menjadi gading, tetapi lapisan adonan diremas dengan hati-hati untuk menciptakan permukaan yang halus dan berkilau, yang sedap dipandang.
Budaya kuliner yang sudah ada sejak lama
Seiring berjalannya waktu, gaya banh troi Selatan secara bertahap berubah dalam cara penyajiannya agar lebih menarik perhatian, terutama dengan “mewarnai” kulit luarnya: banh troi gac, banh troi thanh long, banh troi la pandan, tra xanh… Namun pada dasarnya, ini masih merupakan hidangan banh troi yang didasarkan pada budaya kuliner yang telah lama ada.
Beberapa sajian tradisional sudah mulai menghilang, namun dengan adanya kue yang penuh makna ini, setiap kali ada Festival Lampion atau hari pelepasan Dewa Dapur ke kahyangan, atau Festival Doan Ngo, kue ini selalu terlihat ramai di nampan persembahan.
Menikmati ketan yang harum tak hanya dengan harapan agar semuanya sempurna. Hidangan ini juga membawa kembali indra perasa ke akar kue pedesaan yang murni. Saya ingat kata ibu saya: "Kebulatan atau bentuk ketan juga sebagian mencerminkan suasana hati orang yang membuatnya. Siapa yang bisa membuat ketan bulat jika hatinya dipenuhi kecemasan dan kesedihan?"
Jadi, cuma satu hidangan, tapi isinya banyak banget. Sampai sekarang, saya masih belum ngerti gimana Ibu, dengan setiap bola adonan yang cuma muat di telapak tangannya, bisa diuleni jadi bulatan-bulatan yang bentuknya rata kayak mesin.
Mungkin bukan hanya karena ia sudah terbiasa sehingga tak perlu menimbang atau mengukur untuk memperkirakan "bagaikan dewa", melainkan karena ia membuat hidangan ini sepenuh hati. Hanya dengan melihat pangsitnya yang bulat atau tidak berbentuk, Anda bisa tahu apakah pembuatnya tulus atau acuh tak acuh. Pepatah lama memang benar: "Di mana hatimu berada, di situlah hasilnya".
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/nguyen-tieu-thuong-chiec-banh-troi-3148726.html
Komentar (0)