Jalan menuju kewirausahaan
Eric Yuan lahir dari keluarga insinyur pertambangan di Provinsi Shandong, Tiongkok. Semasa kuliah, ia bekerja sebagai pengumpul limbah konstruksi untuk menjual tembaga bekas. Eric Yuan kemudian melanjutkan kuliah di Universitas Sains dan Teknologi Shandong, mengambil jurusan Matematika Terapan dan Ilmu Komputer.
Pada tahun 1990, Eric Yuan bekerja di sebuah perusahaan lokal. Ia menyadari bahwa hanya dengan pergi ke luar negeri, ke Amerika Serikat, tempat teknologi sedang berkembang pesat, ia dapat menunjukkan potensi penuhnya.
Pidato miliarder Bill Gates saat kunjungannya ke Jepang pada tahun 1994 meninggalkan kesan yang tak terlupakan bagi pengusaha ambisius tersebut. Setelah itu, Eric Yuan bertekad untuk mencapai Silicon Valley.
"Saya memutuskan pindah ke AS pada pertengahan 1990-an karena perkembangan internet, yang saya pikir merupakan masa depan. Internet belum ada di Tiongkok," ujar miliarder itu.
Eric Yuan datang ke Silicon Valley pada tahun 1997. Ia bergabung dengan WebEx, sebuah perusahaan rintisan dengan sekitar selusin karyawan.
Pada tahun 2007, Cisco, sebuah perusahaan multinasional, mengakuisisi WebEx. Eric Yuan diangkat menjadi Wakil Presiden Perusahaan Pengembangan Perangkat Lunak Konektivitas Cisco.
Eric Yuan sering menemui pelanggan dan mendapati mereka tidak puas dengan solusi konektivitas mereka saat ini, termasuk WebEx. Eric Yuan berpikir untuk mengembangkan platform untuk solusi ini.
Pada Juni 2011, Eric Yuan memutuskan untuk merealisasikan platform komunikasi video yang telah ia kembangkan selama bertahun-tahun. Lebih dari 40 pengembang mendukung Eric Yuan dan bergabung dalam proyek startup tersebut. Pada tahun 2012, platform Zoom resmi diluncurkan.
Zoom awalnya dirancang sebagai platform untuk pelanggan bisnis. Namun, sejak 2020, semakin banyak pelanggan individu yang mulai menggunakan layanan ini untuk tujuan lain seperti mengobrol dengan kerabat atau teman selama pandemi, berkonsultasi daring dengan para ahli, dan bahkan mengadakan pesta daring.
Seiring semakin banyak negara memberlakukan pembatasan perjalanan akibat Covid-19, Zoom menjadi semakin populer. Platform dengan antarmuka yang ramah pengguna ini telah menjadi penyelamat, tidak hanya bagi perusahaan besar untuk mengontrol pekerjaan jarak jauh karyawan, tetapi juga bagi jutaan pengguna di seluruh dunia untuk berkomunikasi daring.
Pada tahun 2020, Eric Yuan resmi muncul dalam daftar miliarder Forbes, dengan perkiraan kekayaan sebesar 5,5 miliar USD.
Proyek startup berawal dari cinta
Hanya sedikit orang yang tahu bahwa lahirnya Zoom berawal dari kebutuhan praktis sang pendiri. Saat kuliah di Universitas Sains dan Teknologi Shandong, Eric Yuan menemukan gadis yang dicintainya.
Namun, masalahnya adalah pacar Eric Yuan sedang kuliah di kota lain, ratusan kilometer jauhnya dari universitasnya. Kesulitan ini mendorong Eric Yuan untuk menciptakan aplikasi seperti Zoom agar ia tidak perlu lagi menghabiskan 10 jam di kereta setiap kali bertemu pacarnya di tahun pertamanya.
"Saya benci perjalanan-perjalanan ini dan bermimpi menemukan cara lain agar saya bisa bertemu dengannya tanpa harus bepergian. Mimpi ini menjadi dasar terciptanya Zoom," ungkap Eric Yuan.
Eric Yuan tidak pernah menyangka platformnya akan sepopuler sekarang. "Saya tidak pernah menyangka seluruh dunia akan beralih ke Zoom dalam semalam," akunya.
Twitter butuh beberapa tahun untuk berkembang. Lonjakan pengguna Zoom yang tiba-tiba sebagian menjadi penyebab masalah keamanan data. Zoom kemudian mengakuisisi layanan pesan aman Keybase, yang menyediakan enkripsi ujung ke ujung untuk data pengguna.
Eric Yuan harus bekerja lebih keras dari biasanya dan menghabiskan waktu membaca literatur bisnis khusus.
Mengenai masa depan Zoom, Eric Yuan berencana untuk beralih ke kemampuan realitas tertambah pada aplikasi tersebut.
"Suatu hari nanti aku berharap kita bisa berjabat tangan dan rasanya seperti jabat tangan sungguhan. Atau kau bisa mencium aroma kopiku di San Jose sambil duduk di kantormu di London. Tanpa jarak fisik! Inilah yang benar-benar kuinginkan. Itulah sebabnya aku masih bekerja keras," ujar Eric Yuan.
Ha Thao (Menurut Marieclaire)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)