Kekacauan karena Facebook mengubah antarmukanya dengan sangat buruk

Tata letaknya diperbarui oleh Facebook pada pagi hari tanggal 10 Mei.

Pagi-pagi sekali tanggal 10 Mei (waktu Hanoi ), Meta tiba-tiba memperbarui antarmuka aplikasi selulernya. Alih-alih menampilkan artikel dalam bentuk daftar, perangkat lunak tersebut menyusun halaman dalam kotak-kotak dengan gambar mini. Tata letak jejaring sosial terbesar di dunia ini tampak seperti Instagram atau TikTok.

Namun, perubahan ini menuai reaksi negatif dari pengguna. Selain terasa kurang familiar, perubahan ini juga dianggap kurang ramah dan sulit diikuti dibandingkan sebelumnya. Pembaruan ini tersebar luas, diterapkan baik untuk pengguna pribadi, halaman komunitas, maupun akun profesional (Mode Profesional). Pembaruan ini tidak diuji coba di sejumlah kecil pasar untuk mendapatkan umpan balik seperti perubahan sebelumnya.

Berbicara kepada Tri Thuc - Znews, Bapak Mai Thanh Phu, administrator beberapa halaman Facebook besar, mengatakan bahwa Facebook meniru antarmuka dari jejaring sosial lain, tetapi tampilannya buruk dan kurang intuitif. Di sisi lain, Instagram dan TikTok adalah platform yang menyajikan video dan foto, sehingga membutuhkan thumbnail. Sebaliknya, Facebook menyediakan teks, tautan, audio... Oleh karena itu, menggantinya dengan pengaturan di atas tidaklah masuk akal.

Pengguna jejaring sosial terbesar di dunia ini juga harus menghabiskan lebih banyak langkah untuk melihat unggahan, ketimbang menggeser seperti biasa.

Reaksi pengguna karena antarmuka baru Facebook terlalu jelek. Foto: @Ashley.

Di X, Facebook langsung mendapat gelombang kritik. "Antarmuka halaman Facebook yang baru itu jelek. Siapa sih yang punya ide ini? Postingannya saja tidak bisa dibaca," kata Ashkey.

"Facebook baru saja mengalami bug atau memperbarui antarmuka yang buruk. Saya harap ini bug," komentar pengguna @CrissPouly dengan nada bercanda. Selain itu, di beberapa halaman, postingan juga menghilang. Pengguna hanya melihat video pendek, formulir berbagi teks, dan gambar "menghilang".

Sekitar pukul 07.30 pagi di hari yang sama, Meta mengembalikan aplikasi ke antarmuka lamanya. Perubahan tersebut hilang, dan tata letaknya dipulihkan. Jejaring sosial terbesar di dunia ini belum mengeluarkan pengumuman apa pun tentang insiden tersebut, dan belum jelas apakah ini bug atau pembaruan yang gagal sehingga harus ditarik.

Baru-baru ini, Facebook merilis serangkaian pembaruan terkait penerapan AI di platformnya. Pengguna dapat menggunakan Meta AI untuk membuat teks, gambar, atau bertukar pesan secara langsung. Meskipun gratis, alat ini masih jauh tertinggal dari ChatGPT, Claude, atau Copilot dalam hal aplikasi dan akurasi.

Perusahaan ini juga baru-baru ini meluncurkan jejaring sosial khusus untuk konten AI, tempat para pengguna dapat berbagi ide dan perintah mereka. The Verge berkomentar bahwa platform tersebut seperti poster yang merangkum semua keluhan tentang AI, dengan konten yang repetitif, membosankan, atau mencari-cari kesalahan.

Menurut TechCrunch, ini membuktikan bahwa Meta adalah platform bisnis, pengguna adalah produknya, dan pelanggan adalah pengiklannya. Kini, ekosistem ini akan segera membentuk lapisan konten "sampah" baru akibat AI.

Industri periklanan juga menunjukkan pandangan yang beragam terhadap ambisi etis Zuckerberg. Pada Oktober 2024, lebih dari 11.000 kreator menandatangani surat terbuka yang mengecam penggunaan karya seni buatan manusia untuk melatih sistem AI.

Di sisi lain, banyak pekerja kreatif dan eksekutif periklanan percaya bahwa perangkat AI akan mengancam mata pencaharian mereka. Johnny Hornby, pendiri agensi periklanan The&Partnership, menerbitkan sebuah editorial pada 6 Mei yang menyatakan bahwa membangun kampanye merek yang sukses masih merupakan pekerjaan yang sangat manusiawi.

Sumber: https://znews.vn/nhao-nhao-vi-facebook-doi-giao-dien-qua-xau-post1552250.html