Pihak berwenang di distrik Le Chan melakukan inspeksi dan menyita rambu-rambu dan papan iklan ilegal di beberapa jalan pusat kota seperti Ho Sen, To Hieu, dan Lach Tray...
Periklanan berfungsi sebagai alat penjualan sekaligus cerminan kehidupan sosial. Oleh karena itu, menjaga kemurnian bahasa Vietnam dalam periklanan membutuhkan keterlibatan lembaga pengatur, para profesional, dan masyarakat secara keseluruhan.
Bahaya penyalahgunaan bahasa.
Menurut Nguyen Quoc Huy, Wakil Direktur Departemen Kebudayaan Akar Rumput, Keluarga dan Perpustakaan (Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata), penyalahgunaan kata-kata asing atau penggunaan bahasa Vietnam standar yang tidak tepat dalam iklan dapat menimbulkan konsekuensi negatif. Bahasa adalah bagian penting dari budaya, benang merah yang menghubungkan komunitas. Ketika bahasa Vietnam dalam iklan menjadi encer dan bercampur, kekayaan dan kemurnian bahasa ibu yang melekat akan terkikis, sehingga memengaruhi identitas budaya kita sendiri.
Selain mengurangi efektivitas komunikasi, hal ini juga menyesatkan konsumen karena banyak iklan sengaja menggunakan bahasa yang ambigu dan membingungkan, yang menyebabkan kesalahpahaman tentang produk dan secara langsung memengaruhi hak-hak mereka. Dalam jangka panjang, hal ini menciptakan kebiasaan negatif dalam masyarakat, terutama di kalangan anak muda yang mudah terpengaruh oleh pesan iklan yang berulang-ulang.
Oleh karena itu, Partai, Negara, dan Majelis Nasional telah memberikan perhatian khusus pada masalah ini. Undang-Undang yang mengubah dan menambah beberapa pasal Undang-Undang Periklanan pada tahun 2025 menambahkan ketentuan: Bahasa Vietnam yang digunakan dalam iklan produk harus memastikan kemurnian bahasa Vietnam, jujur, jelas, mudah dipahami, dan secara akurat mencerminkan pesan yang dimaksud. Ini merupakan dasar hukum yang penting untuk mengatasi penyalahgunaan kata-kata asing dan kesalahan bahasa, sekaligus menegaskan tanggung jawab seluruh masyarakat dalam melestarikan dan mempromosikan nilai bahasa Vietnam.
Menurut Bapak Huy, untuk memastikan komunikasi yang efektif dan pelestarian bahasa Vietnam, perlu ditetapkan prinsip-prinsip yang jelas: Iklan harus menggunakan bahasa standar yang mudah dipahami oleh semua kalangan; bahasa harus jelas, sopan, dan sesuai dengan etika sosial dan tradisi budaya; kreativitas harus didasarkan pada bahasa Vietnam standar untuk menciptakan pesan yang menarik tanpa mengubah esensinya.
Profesor Madya, Dr. Nguyen Toan Thang, mantan Direktur Institut Kebudayaan dan Pembangunan, Akademi Politik Nasional Ho Chi Minh, menganalisis peran khusus periklanan dalam membentuk kebiasaan berbahasa. Beliau berpendapat bahwa periklanan adalah salah satu aktivitas paling dinamis di ruang media publik seperti radio, televisi, dan jejaring sosial. Bahasa dan suara dalam iklan diulang setiap hari, menciptakan lingkungan berbahasa Vietnam yang sering diterima publik, sehingga secara bertahap membentuk kebiasaan berbahasa dan sangat memengaruhi pengucapan yang benar dan standar.
Profesor Madya, Dr. Nguyen Toan Thang, mantan Direktur Institut Kebudayaan dan Pembangunan, Akademi Politik Nasional Ho Chi Minh, menganalisis peran khusus periklanan dalam membentuk kebiasaan berbahasa. Beliau berpendapat bahwa periklanan adalah salah satu aktivitas paling dinamis di ruang media publik seperti radio, televisi, dan jejaring sosial. Bahasa dan suara dalam iklan diulang setiap hari, menciptakan lingkungan berbahasa Vietnam yang sering diterima publik, sehingga secara bertahap membentuk kebiasaan berbahasa dan sangat memengaruhi pengucapan yang benar dan standar.
Menurut Bapak Thang, diperlukan solusi komprehensif. Pertama, unit produksi iklan khusus harus dibentuk dengan melibatkan para ahli bahasa Vietnam untuk menciptakan susunan kata yang akurat. Kedua, lembaga pengatur harus mengawasi perusahaan periklanan secara ketat, disertai dengan pelatihan sumber daya manusia dengan kemampuan tata bahasa yang kuat, sehingga mereka mampu menulis dan membaca dengan benar.
Ketiga, perusahaan harus bertanggung jawab atas iklan mereka, memastikan iklan tersebut jujur, tidak menyesatkan, dan tidak mendistorsi bahasa Vietnam. Keempat, masyarakat harus didorong untuk melaporkan iklan yang menggunakan bahasa Vietnam yang tidak tepat, sementara pers harus memainkan peran penting dalam membangun lingkungan periklanan yang beradab. “Periklanan harus memiliki kebijakan manajemen dan pengawasan yang baik, sekaligus mendorong kontribusi masyarakat dan pers. Hanya dengan demikian periklanan akan menjadi kreatif dan menarik, sekaligus memastikan keakuratan dan kejelasan bahasa Vietnam,” tegasnya.
Penggunaan rambu dan papan reklame berbahasa asing yang meluas merupakan masalah umum di banyak jalan di Hanoi. (Foto: nhandan.vn)
Manajemen perlu diperkuat.
Profesor Madya, Dr. Nguyen Thi Minh Thai, menyatakan keprihatinannya tentang penyalahgunaan dan distorsi bahasa Vietnam dalam iklan. Beliau mencatat bahwa banyak papan iklan di jalanan terlalu banyak menggunakan bahasa asing, padahal tidak semua orang Vietnam mahir berbahasa asing. Di media sosial, banyak teks iklan mengandung kesalahan ejaan, dan beberapa bahkan menggunakan bahasa Vietnam gaya Barat, yang menyebabkan pelanggaran dan mengurangi rasa hormat terhadap bahasa ibu.
Menurut Ibu Thai, ada dua kelompok solusi penting. Pertama, pendidikan bahasa di sekolah. Dari kelas 1 hingga akhir sekolah menengah atas, siswa harus belajar berbicara dan menulis bahasa Vietnam sesuai standar nasional. Di tingkat universitas, mahasiswa perlu dilatih menggunakan bahasa Vietnam di bidang masing-masing untuk memastikan keakuratan dan ketelitian ilmiah. Kedua, perlu menghindari "Westernisasi" dalam periklanan. Saat mempromosikan produk asing, bahasanya harus disesuaikan dengan bahasa Vietnam agar mudah dipahami oleh masyarakat. Jika penggunaan kata-kata asing tidak dapat dihindari, kata-kata tersebut harus disertai penjelasan atau definisi.
Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata sedang menyusun peraturan yang merinci pelaksanaan Undang-Undang Periklanan, dan secara bersamaan merancang peraturan baru tentang sanksi administratif di sektor budaya, menggantikan Peraturan No. 38/2021/ND-CP. Hal ini akan memberikan dasar hukum yang kuat, mendefinisikan secara jelas pelanggaran terkait penggunaan bahasa dalam periklanan dan mengaitkannya dengan sanksi yang cukup memberatkan.
Di sisi lain, inspeksi dan pengawasan akan diperketat, dan pelanggaran akan ditindak tegas dan terbuka untuk menciptakan efek jera. Para pemimpin Departemen Kebudayaan Akar Rumput, Keluarga, dan Perpustakaan percaya bahwa dengan upaya terkoordinasi dari lembaga pengelola, bisnis, dan masyarakat, lingkungan periklanan yang profesional dan efektif akan secara bertahap terbentuk, berkontribusi pada pelestarian kemurnian bahasa Vietnam dalam kehidupan modern.
Dari analisis di atas, dapat dilihat bahwa iklan bukan hanya alat pemasaran, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan berbahasa di masyarakat. Setiap iklan yang dirilis akan memengaruhi perilaku konsumen dan menanamkan dalam masyarakat cara berbicara dan menggunakan bahasa Vietnam.
Oleh karena itu, agar periklanan benar-benar beradab, menarik, dan etis, diperlukan kolaborasi dari banyak pihak: Negara yang memberlakukan dan menegakkan hukum secara ketat; bisnis yang bertanggung jawab atas setiap produk media; para profesional yang memastikan penggunaan bahasa yang akurat namun kreatif; pers yang memainkan peran kritis dan pengawasan; dan masyarakat yang meningkatkan kesadaran mereka dalam menerima dan merenungkan informasi.
PV (dikompilasi)
Sumber: https://baohaiphong.vn/su-dung-tieng-viet-trong-quang-cao-can-phu-hop-521006.html






Komentar (0)