Bank Sentral Eropa (ECB) akan memangkas suku bunga tahun ini apabila ada bukti prospek inflasi yang stabil sesuai dengan target 2%, kata pembuat kebijakan ECB Francois Villeroy de Galhau.
Pada Oktober 2023, ECB memutuskan untuk mempertahankan suku bunga, mengakhiri rentetan 10 kali kenaikan suku bunga berturut-turut dengan total kenaikan sebesar 4,5% sejak Juli 2022 untuk menghadapi puncak inflasi di angka 10,6%. Para ekonom memperkirakan ECB akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 1,46% pada tahun 2024, dengan pemangkasan pertama kemungkinan sebesar 0,5% pada bulan Maret.
Akan lebih masuk akal bagi ECB untuk memangkas suku bunga sebelum The Fed melakukan hal yang sama karena ekonomi zona euro lebih lemah daripada AS, kata Daniel Morris, kepala strategi pasar di divisi pemeringkatan aset BNP Paribas. Pertumbuhan ekonomi AS tetap kuat dan The Fed mampu menunggu tanda-tanda lebih lanjut dari perlambatan inflasi. Pemangkasan suku bunga AS pertama sebesar 0,25% dijadwalkan pada bulan Mei dan The Fed dapat memangkas enam kali pada tahun 2024, sehingga suku bunga acuan menjadi 3,75%-4%, dari saat ini 5,25%-5,5%.
Pada minggu-minggu terakhir tahun 2023, investor bertaruh bahwa bank sentral di kedua sisi Atlantik akan memangkas suku bunga dengan cepat tahun ini, memicu reli obligasi global dua bulan terbesar dalam beberapa tahun. Namun, seberapa besar dan lama pemangkasan ini akan berlangsung bergantung pada banyak faktor. Di zona euro, inflasi naik dari 2,4% pada November 2023 menjadi 2,9% pada Desember 2023.
Di AS, inflasi kembali menunjukkan tanda-tanda peningkatan, ditandai dengan indeks harga konsumen yang meningkat sebesar 0,2% pada Desember 2023 dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat sebesar 3,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Lebih lanjut, Craig Inches, kepala suku bunga di perusahaan manajemen investasi Royal London Asset Management, mengatakan bahwa meningkatnya tekanan inflasi akibat ketegangan di Timur Tengah merupakan salah satu faktor yang sulit diprediksi oleh bank sentral. Hampir tidak ada yang dapat memprediksi risiko resesi global. Pada saat itu, pemotongan suku bunga akan dipertimbangkan kembali.
KHANH MINH
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)