Kegagalan Liverpool dan meningkatnya ambisi sepak bola Turki

Sejujurnya, kekalahan Liverpool dari Galatasaray bukanlah kejutan. Semua orang tahu bahwa mengunjungi Istanbul, Turki, tidak pernah mudah. Rabu pagi, ketika tim asuhan Arne Slot memasuki stadion RAMS Park yang berkapasitas 53.978 tempat duduk, mereka dikejutkan oleh warna merah dan kuning di keempat sisi tribun, dan hampir semua penggemar berdiri untuk berdansa dan menyalakan suar.

Setiap kali pemain Liverpool mendapatkan bola, selalu ada sorakan dan siulan memekakkan telinga dari suporter tuan rumah. Suasana tegang dan hingar bingar ini terkadang memaksa pemain berpengalaman sekalipun untuk bertindak berdasarkan insting.

Namun, bukan itu saja. Kemenangan Galatasaray juga merupakan hasil dari rencana untuk memulihkan kebanggaan Turki di Eropa.

Juara Liga Primer Liverpool tumbang di Istanbul.

Para penggemar pasti ingat masa lalu ketika Galatasaray, Fenerbahce, dan Besiktas, tiga tim yang bermarkas di Istanbul, kota terbesar di Turki, tampil mengesankan saat menghadapi tim-tim besar dari Benua Eropa. Mereka juga menorehkan beberapa prestasi, seperti Galatasaray yang menjuarai Piala UEFA (sekarang Liga Europa) pada tahun 2000, setelah mengalahkan Arsenal melalui adu penalti di final, atau Fenerbahce yang mencapai semifinal Liga Europa pada musim 2012/13, musim di mana Galatasaray juga mencapai perempat final Liga Champions. Beberapa bintang, tentu saja, di akhir karier mereka, juga bermain di Turki, seperti Darius Vassell, Jonjo Shelvey, dan Danny Drinkwater, atau Roberto Carlos dan Robin van Persie.

Namun, jejaknya masih sangat terbatas, dan sepak bola Turki telah mengalami kemunduran yang panjang. Menurut Opta, Super Lig berada di peringkat ke-20 dunia , di bawah liga-liga top di Swedia, Polandia, dan Jepang, serta divisi kedua di Inggris (Championship) dan Italia (Serie B).

Kini saatnya untuk berubah, karena beban utang bukan lagi masalah bagi klub-klub besar Turki. Galatasaray baru-baru ini menjual properti tepi pantai Florya miliknya seharga €480 juta. Mereka melunasi utang jangka panjang dan bunganya, lalu menyelesaikan restrukturisasi kredit pada bulan Juli.

Tribune di Türkiye selalu terbakar, menjadi teror bagi tim tamu.

Fenerbahce melakukan hal yang sama, menjual sebidang tanah seluas 61.000 meter persegi milik klub di distrik Atasehir seharga 90 juta euro. Pada saat yang sama, mereka tidak lagi berada dalam program restrukturisasi utang dengan Asosiasi Bank Turki. Dengan banyaknya kontrak komersial jangka panjang, Fenerbahce juga meningkatkan pendapatan mereka dari 175 juta euro menjadi 350 juta euro.

Dengan masuknya uang, klub-klub mulai berbelanja besar-besaran. Musim panas lalu, Liga Super menghabiskan 348,75 juta euro untuk transfer (tiga klub besar, Galatasaray, Fenerbahce, dan Besiktas, masing-masing menghabiskan 276 juta euro, mewakili 80% dari total pengeluaran), tertinggi ke-7 di dunia. Dalam hal pengeluaran aktual, mereka berada di peringkat ketiga, hanya di belakang Liga Primer dan Liga Pro Saudi.

Galatasaray, yang mengalahkan Liverpool, telah menghabiskan lebih banyak uang daripada PSG, Bayern, dan Inter pada bursa transfer 2025. Pemain-pemain kunci yang direkrut antara lain bek Wilfried Singo dari Monaco (€30,8 juta), kiper Ugurcan Cakir dari Trabzonspor (€27,5 juta), dan Victor Osimhen dari Napoli (€75 juta). Leroy Sane datang sebagai agen bebas tetapi mendapatkan gaji yang melebihi ekspektasinya setelah meninggalkan Bayern.

Super Lig saat ini tengah mengumpulkan banyak bintang terkenal yang sedang berada di puncak performanya.

Bersama Fenerbahce, sejumlah besar dana dikeluarkan, termasuk 22,5 juta euro ke Benfica untuk mendapatkan Kerem Akturkoglu, di samping kesepakatan terkenal bernama Ederson, Marco Asensio, dan Jhon Duran.

Pengeluaran besar tentu saja disertai ambisi besar. Jose Mourinho dipecat belum lama ini hanya karena ia gagal membawa Fenerbahce lolos ke babak play-off Liga Champions, meskipun menghadapi undian yang sulit (Benfica). Sebelumnya, Ole Gunnar Solskjaer juga kehilangan pekerjaannya di Besiktas karena kekalahan di babak play-off Liga Konferensi.

Meskipun masih awal, kemenangan Galatasaray merupakan dorongan besar bagi aspirasi Turki untuk menaklukkan Eropa. Dengan keuangan yang lebih baik, rencana transfer yang cerdas, dan rencana jangka panjang yang telah disusun, mereka sepenuhnya mampu menjadi kekuatan yang tangguh.