Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2024, Undang-Undang tentang Identitas Diri Tahun 2023 resmi berlaku.
Undang-Undang ini terdiri dari 7 bab dan 46 pasal, yang mengatur tentang Pangkalan Data Kependudukan Nasional, Pangkalan Data Identitas; KTP, KTP elektronik; Surat Keterangan Catatan Sipil; hak, kewajiban, dan tanggung jawab instansi, organisasi, dan perseorangan terkait, serta banyak hal baru dibandingkan dengan Undang-Undang tentang Identitas Kependudukan Tahun 2014.
Menurut investigasi reporter Lao Dong pada 24 Maret 2024, Kementerian Kehakiman baru saja mengumumkan berkas penilaian rancangan Keputusan Presiden yang merinci sejumlah pasal dan langkah-langkah untuk menerapkan Undang-Undang Identifikasi. Kementerian Keamanan Publik adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk menyusun rancangan Keputusan Presiden ini.
Pengajuan Kementerian Keamanan Publik menyebutkan bahwa rancangan Keputusan tersebut terdiri dari 60 bab dan 40 pasal. Di antaranya, pengumpulan, pemutakhiran, penyesuaian, penyambungan, pembagian, dan pemanfaatan informasi dalam Basis Data Identitas mencakup 5 pasal (dari Pasal 14 hingga Pasal 18).
Pasal 14 rancangan Keputusan tersebut menetapkan pengumpulan, pemutakhiran dan penyesuaian informasi dalam Basis Data Identitas.
Dengan demikian, informasi mengenai identitas, informasi biometrik pada foto wajah, sidik jari, dan iris mata dikumpulkan dan diperbarui saat melaksanakan prosedur penerbitan, penukaran, dan penerbitan kembali kartu identitas bagi warga negara.
Sebelum mengumpulkan dan memperbarui informasi biometrik DNA dan suara ke dalam Pangkalan Data Identitas, badan pengelola Pangkalan Data Identitas bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan badan atau organisasi yang telah menguji dan menganalisis informasi biometrik DNA dan suara warga negara untuk memeriksa, membandingkan, dan mengautentikasi guna memastikan keakuratan informasi.
Informasi pekerjaan dikumpulkan, diperbarui, dan disesuaikan melalui koneksi dan berbagi informasi dengan basis data nasional, basis data khusus lainnya, atau yang disediakan oleh warga negara selama proses penerbitan, pertukaran, dan penerbitan ulang kartu identitas.
Informasi warga negara hanya dikumpulkan dan diperbarui dalam Basis Data Identitas setelah diverifikasi kebenarannya. Jika warga negara menemukan bahwa informasi dalam Basis Data Identitas tidak benar, ia berhak meminta badan pengelola identitas untuk memperbarui dan menyesuaikan keakuratannya.
Tanggung jawab untuk mengumpulkan, memperbarui, dan menyesuaikan informasi warga negara dalam basis data identifikasi ditetapkan dalam Pasal 15 rancangan keputusan tersebut.
Dengan demikian, lembaga pengelola identitas bertanggung jawab untuk mengumpulkan, memperbarui, dan menyesuaikan informasi tentang warga negara dalam Basis Data Identitas melalui penerbitan, pertukaran, dan penerbitan ulang kartu identitas.
Dalam hal penerbitan, penukaran, dan penerbitan kembali Kartu Tanda Penduduk (KTP), apabila warga negara tidak mempunyai informasi atau informasinya tidak benar, maka instansi pengelola KTP bertanggung jawab melakukan pembinaan kepada warga negara untuk melakukan pengumpulan, pemutakhiran, dan penyesuaian informasi dalam Basis Data Kependudukan Nasional sesuai ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah ini sebelum melakukan penerbitan, penukaran, dan penerbitan kembali KTP.
Badan pengelola identitas bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan badan, organisasi, dan individu terkait untuk memeriksa informasi saat mengumpulkan, memperbarui, dan menyesuaikan informasi dalam basis data identitas untuk memastikan keakuratan dan konsistensi.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)