Gugatan hukum tersebut, yang diajukan di Pengadilan Distrik AS di Montana, juga menyatakan bahwa larangan tersebut melanggar peraturan federal dan melanggar Klausul Perdagangan Konstitusi AS, yang membatasi kewenangan negara bagian untuk memberlakukan undang-undang yang secara tidak semestinya merugikan perdagangan antarnegara bagian dan negara.
Foto: Reuters
TikTok, yang dimiliki oleh ByteDance dan digunakan oleh lebih dari 150 juta orang Amerika, telah menghadapi seruan yang semakin meningkat dari anggota parlemen dan pejabat AS untuk melarang aplikasi tersebut secara nasional karena kekhawatiran tentang privasi pengguna dan risiko keamanan nasional.
Montana dapat mendenda TikTok sebesar $10.000 untuk setiap pelanggaran, dan tambahan $10.000 per hari untuk setiap pelanggaran tambahan. Undang-undang ini tidak berlaku untuk pengguna TikTok perorangan.
Mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2020 berusaha melarang pengunduhan TikTok dan WeChat milik China, tetapi serangkaian keputusan pengadilan mencegah larangan tersebut berlaku.
Ketua Komite Intelijen Senat Mark Warner mengatakan pembatalan larangan Montana oleh pengadilan akan meningkatkan kemungkinan bahwa Kongres akan mempertimbangkan untuk meloloskan undang-undang guna melarang TikTok dan aplikasi milik asing lainnya.
TikTok diperkirakan memiliki ratusan ribu pengguna di negara bagian Montana, yang total penduduknya hanya sekitar 1,1 juta jiwa.
TikTok menyatakan bahwa mereka "tidak membagikan data pengguna AS dengan pemerintah Tiongkok dan telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk melindungi privasi dan keamanan pengguna TikTok."
Minggu lalu, lima pengguna TikTok di Montana mengajukan gugatan di pengadilan federal untuk memblokir larangan tersebut, yang menargetkan Jaksa Agung Montana Austin Knudsen, yang bertanggung jawab untuk menegakkan hukum.
Bui Huy (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)