Surat yang menandai titik balik.
Reuters melaporkan pada 23 November, mengutip sumber eksklusif, bahwa empat hari sebelum pemecatan CEO Sam Altman, beberapa peneliti di OpenAI mengirim surat kepada dewan direksi perusahaan yang memperingatkan tentang penemuan kecerdasan buatan (AI) yang kuat yang dapat mengancam umat manusia. Surat tersebut, yang belum pernah disebutkan sebelumnya, dan algoritma AI yang dimaksud, merupakan perkembangan signifikan yang menyebabkan pemecatan Sam Altman, salah satu pendiri OpenAI, pada 17 November. Ia kembali ke posisinya pada 21 November (waktu AS) setelah dua putaran negosiasi dengan OpenAI. Menurut sumber tersebut, surat itu adalah salah satu alasan di balik keputusan dewan direksi OpenAI untuk memecatnya, meskipun pengumuman resmi hanya menyatakan bahwa Altman "tidak konsisten dan tidak jujur dalam komunikasinya dengan dewan."
Bapak Altman ( kanan ) dan para pemimpin perusahaan teknologi berdiskusi di konferensi APEC di San Francisco, AS, pada 16 November.
Menurut sumber, salah satu manajer senior OpenAI yang telah lama bekerja di perusahaan tersebut, Mira Murati, menyebutkan sebuah proyek bernama Q* kepada karyawan pada tanggal 22 November dan mengatakan bahwa dewan direksi perusahaan telah menerima surat sebelum memecat Altman. Salah satu sumber mengungkapkan bahwa OpenAI telah membuat kemajuan pada proyek Q*, yang berpotensi menjadi terobosan dalam pencarian kecerdasan super, yang juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum (AGI).
Meskipun model baru ini hanya melakukan perhitungan matematika di tingkat sekolah dasar, kemampuannya untuk memecahkan masalah tersebut telah membuat para peneliti sangat optimis tentang kesuksesan Q* di masa depan. Para peneliti memandang matematika sebagai prasyarat untuk pengembangan AI generatif. Saat ini, AI generatif dapat menulis dan menerjemahkan bahasa, meskipun jawaban untuk pertanyaan yang sama dapat sangat bervariasi. Namun, menguasai kemampuan untuk melakukan perhitungan matematika, bidang yang hanya memiliki satu jawaban yang benar, menyiratkan bahwa AI akan memiliki kemampuan penalaran yang lebih baik, mirip dengan manusia. Para peneliti percaya ini dapat diterapkan pada penelitian ilmiah baru.
Sam Altman kembali sebagai CEO OpenAI.
Potensi bahaya?
Dalam sebuah surat kepada dewan direksi OpenAI, para peneliti menguraikan kekuatan dan potensi bahaya AI, menurut beberapa sumber. Para ilmuwan komputer telah lama membahas bahaya yang ditimbulkan oleh mesin supercerdas, seperti apakah mereka mungkin memutuskan untuk menghancurkan umat manusia demi keuntungan mereka sendiri. Dengan latar belakang ini, Altman memimpin upaya untuk menjadikan ChatGPT sebagai salah satu aplikasi perangkat lunak dengan pertumbuhan tercepat dalam sejarah dan menarik investasi serta sumber daya komputasi yang dibutuhkan untuk bergerak lebih dekat ke AGI. Selain mengumumkan serangkaian alat baru pada sebuah acara bulan ini, Altman mengatakan kepada para pemimpin dunia di San Francisco minggu lalu bahwa ia percaya AGI sudah di depan mata. Sehari kemudian, ia dipecat oleh dewan direksi OpenAI. OpenAI dan Altman belum memberikan komentar mengenai surat tersebut.
Khawatir akan potensi risiko AI, banyak pemerintah dan perusahaan teknologi Barat telah menyepakati mekanisme pengujian aman yang baru. Namun, menurut AFP, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dunia masih "berusaha mengejar ketertinggalan" dalam upaya mengatur AI, yang berisiko memiliki konsekuensi negatif jangka panjang bagi segala hal, mulai dari lapangan kerja hingga budaya.
OpenAI dan Microsoft digugat atas pelanggaran hak cipta.
The Hill melaporkan pada 23 November bahwa sekelompok penulis non-fiksi telah mengajukan gugatan yang menuduh OpenAI dan Microsoft melatih alat ChatGPT mereka untuk menyalin karya mereka tanpa persetujuan. Dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal di New York, penggugat utama, Julian Sancton, mengklaim bahwa dia dan penulis lain tidak menerima kompensasi atas karya yang disalin oleh AI tersebut, sementara OpenAI dan Microsoft meraih kesuksesan finansial dari komersialisasi karya mereka, menghasilkan pendapatan miliaran dolar dari produk AI. Menurut Reuters, juru bicara OpenAI menolak berkomentar tentang gugatan tersebut, sementara perwakilan Microsoft tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Tautan sumber







Komentar (0)