Apa kata Direktorat Jenderal Bea Cukai tentang impor udang karang? Bea Cukai Kota Ho Chi Minh memperketat pengawasan produk udang karang. |
Penyelundupan dan pengangkutan lobster ilegal menunjukkan tanda-tanda peningkatan belakangan ini. Foto: biowish.vn |
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan Surat Edaran Nomor 809/ĐTCBL-P2 tanggal 24 September tentang Penguatan Pemberantasan, Pencegahan dan Penanganan Penyelundupan Benih Lobster kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Daerah Tertinggal menerbitkan Dokumen No. 7088/BNN-TY terkait maraknya penyelundupan dan pengangkutan benih lobster secara ilegal dari luar negeri ke Vietnam, yang mengakibatkan tingginya risiko kontaminasi patogen.
Melalui pengumpulan informasi dan penilaian situasi, Departemen Investigasi Anti-Penyelundupan menetapkan bahwa alasan utama meningkatnya penyelundupan adalah lobster harus memenuhi persyaratan ketat terkait kualitas, asal, dan karantina saat diimpor. Selain itu, lobster merupakan komoditas berharga dengan permintaan konsumsi tinggi, ringkas, mudah disembunyikan, dan mudah diangkut, sehingga diselundupkan.
Informasi yang dikumpulkan menunjukkan bahwa benih lobster selundupan sebagian besar berasal dari Filipina dan Indonesia, melewati beberapa negara dan kemudian diangkut ke Vietnam. Khususnya, melalui jalur udara, benih lobster diselundupkan melalui Singapura dan kemudian diselundupkan melalui bandara internasional Noi Bai, Da Nang , dan Tan Son Nhat sebagai bagasi atau disembunyikan dalam barang impor. Sedangkan untuk jalur darat, dengan fokus pada beberapa gerbang perbatasan dengan Kamboja (Hoa Lu, Ha Tien, Binh Hiep, dll.), benih lobster disembunyikan dalam bagasi, barang, atau melalui penduduk perbatasan, jalur, dan pintu masuk ke Vietnam, kemudian diangkut dengan truk kecil berpendingin.
Agar dapat segera mencegah dan menangani secara tegas tindak pidana penyelundupan dan pengangkutan benih lobster secara ilegal ke wilayah negara kita, maka Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meminta kepada Kepala Dinas Bea dan Cukai Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengarahkan satuan tugas pengawasan bea dan cukai untuk melakukan pembinaan dan koordinasi dengan satuan tugas fungsional di daerah, guna memperkuat pendataan dan pemantauan di jalur-jalur dan kawasan rawan, khususnya jalur udara, pintu-pintu perbatasan, jalur-jalur penyeberangan, dan jalur-jalur masuk wilayah perbatasan, dalam rangka mendeteksi, mencegah, menangkap, dan menangani tindak pidana penyelundupan dan pengangkutan benih lobster secara ilegal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai meminta kepada Kepala Dinas Bea dan Cukai Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk berkoordinasi guna melaksanakan tugas di atas dengan sungguh-sungguh.
Komentar (0)