(CLO) Dalam pidatonya Senin lalu, Presiden AS Donald Trump mengkritik para pemimpin Eropa, termasuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Presiden AS Donald Trump mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy karena mengklaim bahwa kesepakatan damai dengan Rusia masih "sangat, sangat jauh".
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menerima Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Foto: X
"Ini adalah pernyataan terburuk yang bisa dibuat Zelenskyy, dan Amerika tidak akan menoleransinya lagi! Dia tidak menginginkan perdamaian sementara Amerika Serikat mendukungnya," tulis Trump.
Presiden Trump juga menyasar Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan para pemimpin Eropa lainnya, dengan mengatakan mereka telah mengakui tidak dapat menyelesaikan masalah Ukraina tanpa dukungan AS.
"Dalam pertemuan dengan Zelenskyy, mereka dengan blak-blakan mengatakan bahwa mereka tidak dapat berbuat apa pun tanpa Amerika Serikat – mungkin ini bukan pernyataan yang tepat untuk menunjukkan kekuatan kepada Rusia. Apa yang mereka pikirkan?" ujarnya.
Kebuntuan diplomatik antara AS dan Ukraina dimulai Jumat lalu, ketika Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih setelah debat sengit dengan Presiden Trump dan Wakil Presiden JD Vance di hadapan media global. Hingga Senin malam, Trump terus memperingatkan bahwa Presiden Zelenskyy "tidak akan berkuasa lama" jika perang tidak segera berakhir.
"Ini bisa dilakukan dengan sangat cepat. Seharusnya tidak terlalu sulit. Mungkin ada yang tidak mau membuat kesepakatan ini, dan jika mereka mau, saya rasa mereka tidak akan bertahan lama," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer berupaya menjadi jembatan antara AS dan Eropa dengan menyelenggarakan pertemuan puncak 19 pemimpin, termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, pada hari Minggu. Namun, ia tampaknya tidak sependapat dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai "koalisi yang bersedia" yang diharapkan akan dipimpin oleh Inggris dan Prancis.
Saat mempresentasikan rencananya di Dewan Rakyat, Bapak Starmer menerima pujian atas diplomasinya, tetapi juga menghadapi pertanyaan sulit tentang dukungannya terhadap Presiden Trump. Ia menolak seruan dari anggota parlemen untuk membatalkan undangan Raja Charles III kepada Bapak Trump untuk kunjungan resmi kedua, dan menekankan bahwa solusi apa pun untuk Ukraina dan keamanan Eropa akan membutuhkan kerja sama yang erat dengan AS.
Cao Phong (menurut Independent, CNN)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/tong-thong-trump-chi-trich-hai-ong-starmer-va-zelenskyy-trong-bai-phat-bieu-moi-ve-ukraine-post336976.html
Komentar (0)