Dalam beberapa tahun terakhir, Korps telah berfokus pada investasi dan pembelian berbagai peralatan untuk pendidikan politik seperti: komputer, proyektor, televisi, sistem amplifikasi suara... Pada saat yang sama, staf pengajar juga meneliti dan menerapkan teknologi kecerdasan buatan (AI), perekaman dan penyuntingan video, desain diagram dan tabel untuk meningkatkan kejelasan materi kuliah. Berkat hal tersebut, pengetahuan dasar, pengetahuan khusus, keterampilan, metode pedagogis, dan cara berekspresi yang inspiratif dari tim staf pengajar politik semakin meningkat.
Kader peserta Lomba Kader Pengajar Politik Brigade 434 Korps 34. Foto: NGOC THAI |
Membahas hal ini, Kolonel Tran Le Dung, Wakil Kepala Urusan Politik Korps Angkatan Darat ke-34, mengatakan bahwa perwira politik, terutama di tingkat peleton, perlu aktif belajar, meneliti, mengeksplorasi, dan rajin membaca buku serta surat kabar agar memiliki pengetahuan yang mendalam dalam segala aspek, serta peka terhadap informasi tentang situasi dunia , kawasan, negara, angkatan bersenjata, dan lokasi penempatan mereka. Hal inilah yang menjadi faktor fundamental yang membantu para perwira dengan percaya diri menyampaikan ceramah kepada pasukan.
Menurut Letnan Kolonel Le Van Hiep, Komisaris Politik Resimen 3, Divisi 9, Korps 34, setelah pengetahuan mengajar tersedia, para kader perlu berupaya meningkatkan metode dan keterampilan mengajar mereka. Dalam proses pengarahan kompetisi kader pengajar politik setingkatnya, beliau meminta agar para kader tidak hanya berdiri di satu tempat untuk mempresentasikan, membaca, dan menyalin, melainkan berfokus pada memprovokasi isu, mengajukan dan menjawab pertanyaan, bertukar pikiran, serta menciptakan kondisi bagi prajurit untuk berpikir mandiri dan menyampaikan pendapat. Kader juga dapat menciptakan opini yang berseberangan untuk dibahas, diperdebatkan, dan kemudian ditarik kesimpulan oleh para prajurit, sehingga prajurit akan lebih mudah menyerap pengetahuan.
Bahasa tubuh dan suara dosen merupakan faktor yang perlu diperhatikan agar pembelajaran politik menjadi menarik. Kapten Phan Son Dien, Komisaris Politik Kompi 7, Batalyon 5, Resimen 2, Divisi 9, yang baru saja meraih juara pertama dalam kompetisi dosen politik tingkat resimen, bercerita bahwa ia menghabiskan waktu yang lama hanya untuk berlatih gerakan di kelas, menggabungkan antara berbicara, presentasi slide, dan mengamati. Kelihatannya sederhana, tetapi jika tidak dilatih, dosen dapat dengan mudah kebingungan saat berdiri di depan kelas. Di saat yang sama, Kamerad Dien juga aktif berlatih agar memiliki suara yang fasih sekaligus emosional, menghindari fenomena pengajaran monoton yang membuat suasana kelas menjadi membosankan.
Dalam pendidikan politik, terdapat banyak materi yang sulit diingat oleh prajurit. Oleh karena itu, selain jam pelajaran di kelas, perlu ada bentuk-bentuk pendidikan tambahan lain untuk meningkatkan kesadaran diri, tinjauan proaktif, konsolidasi, dan perluasan pengetahuan peserta didik. Dengan penerapannya yang baik, badan dan unit di bawah Korps Angkatan Darat ke-34 telah mempertahankan tatanan berbagai model visual yang hidup seperti: "Satu jawaban politik yang bermanfaat setiap hari", "Roda pengetahuan", "Halaman buku politik", "Buku elektronik"... Berkat hal tersebut, kekuatan internal staf pengajar semakin kuat, dan hasil kerja pendidikan politik unit menjadi lebih substansial dan berkelanjutan.
LUONG ANH
Sumber: https://www.qdnd.vn/quoc-phong-an-ninh/xay-dung-quan-doi/trau-doi-ky-nang-cho-can-bo-giang-day-chinh-tri-847819
Komentar (0)