Pada tanggal 13 Oktober, Profesor Peter Howitt - salah satu dari tiga pemenang Hadiah Nobel Ekonomi 2025, memperingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) membawa kemampuan luar biasa tetapi perlu dikelola dengan ketat karena risiko "mengambil alih" semua peluang kerja manusia.
Komentar itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak AI pada masyarakat dan pasar tenaga kerja.
Berbicara dalam konferensi pers, Profesor Howitt menekankan bahwa AI adalah teknologi yang luar biasa dengan potensi yang luar biasa. Namun, tidak dapat disangkal bahwa AI memiliki kemampuan untuk mengambil alih dan menggantikan pekerja berkeahlian tinggi atau menghilangkan banyak pekerjaan tradisional. Oleh karena itu, profesor asal Kanada tersebut menegaskan bahwa hal ini merupakan konflik kepentingan yang perlu diatur untuk menjamin kepentingan seluruh masyarakat.
AI sekarang dilihat sebagai titik balik utama dalam sejarah manusia, sebanding dengan revolusi teknologi sebelumnya seperti munculnya listrik, mesin uap atau ledakan telekomunikasi pada tahun 90-an abad lalu.
Menurut Profesor Howitt, sejarah telah membuktikan bahwa teknologi tidak hanya menggantikan tenaga kerja tetapi juga meningkatkan efisiensi tenaga kerja jika dimanfaatkan dengan benar.
Profesor Peter Howitt saat ini menjabat sebagai profesor kehormatan di Universitas Brown (AS). Ia merupakan salah satu dari tiga ekonom yang dianugerahi penghargaan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia atas penelitiannya tentang peran dan dampak teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pada hari yang sama, Gubernur California Gavin Newsom menandatangani undang-undang perintis untuk mengatur interaksi dengan chatbot AI. Langkah ini diambil meskipun Gedung Putih menekannya agar teknologi ini berkembang terlalu cepat tanpa kendali.
Dalam perkembangan lain, Profesor Joel Mokyr dari Universitas Northwestern (AS)—salah satu dari tiga peraih Nobel Ekonomi 2025—menyatakan optimismenya tentang prospek AI mengambil alih pasar tenaga kerja. Menurutnya, mesin tidak menggantikan manusia, melainkan hanya membawa manusia ke pekerjaan yang lebih menarik dan menantang.
Perubahan teknologi tidak hanya menghilangkan pekerjaan lama, tetapi juga menciptakan pekerjaan baru. Bapak Mokyr menekankan bahwa tantangan terbesar bagi pasar tenaga kerja di masa depan adalah kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menua dan menyusutnya angkatan kerja, alih-alih situasi "pengangguran teknologi".
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/tri-tue-nhan-tao-nguy-co-thau-tom-thi-truong-viec-lam-cua-con-nguoi-post1070231.vnp
Komentar (0)