Tiongkok pamer kemampuan AI di tengah tekanan AS
Lebih dari 500 perusahaan menghadiri konferensi tersebut, sebagian besar berasal dari Tiongkok. Di antara perusahaan asing yang hadir, terdapat dua nama besar Amerika: Tesla dan Qualcomm.
Selain memperkenalkan banyak produk dan sistem yang terkait dengan kecerdasan buatan, perusahaan teknologi China juga telah menyatakan dukungan kuat terhadap bidang ini, meskipun ada sanksi AS.
Konferensi ini juga menjadi landasan peluncuran bagi beberapa perusahaan untuk memamerkan produk AI terbaru mereka. SenseTime meluncurkan SenseNova 5.5, model bahasa besar (LLM) tercanggihnya. SenseNova 5.5 dianggap sebagai pesaing GPT-4o, sebuah alat dari pesaing AS, OpenAI, di bidang-bidang seperti penalaran matematika.
Meskipun banyak tantangan, seperti terbatasnya akses ke chip canggih akibat sanksi AS, banyak pemimpin bisnis Tiongkok yakin bahwa perusahaan domestik akan terus berkembang pesat di bidang AI. Pada acara tersebut, beberapa perusahaan Tiongkok (Iluvatar Corex, Moore Threads, Sophgo, Enflame Technology, dll.) memperkenalkan chip AI yang dirancang untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh perusahaan AS Nvidia di pasar domestik.
Selain itu, beberapa eksekutif mendesak industri AI untuk mengalihkan fokusnya dari pengembangan LLM, yang membutuhkan banyak daya komputasi dan chip AI. Sebaliknya, mereka mengatakan, industri harus memprioritaskan aplikasi AI, menurut Reuters. "Tanpa aplikasi, hanya memiliki model dasar, baik sumber terbuka maupun tertutup, tidak ada gunanya," tegas Robin Li, CEO Baidu, dalam konferensi tersebut.
[iklan_2]
Sumber: https://nld.com.vn/trung-quoc-pho-dien-nang-luc-tri-tue-nhan-tao-196240706204016768.htm
Komentar (0)