| Bapak Ly Kim Bao mengunjungi sebuah rumah tangga yang khusus memproduksi bibit tanaman di kelompoknya. |
Kami disambut di sebuah rumah luas berlantai tiga oleh Bapak Ly Kim Bao, 62 tahun, Sekretaris Partai Sel 2B. Wajahnya berseri-seri, matanya berbinar bangga saat bercerita tentang masa-masa sulitnya.
Ia dan kerabatnya pindah ke lahan ini pada tahun 1950-an, saat lahan tersebut masih berupa hutan bambu liar. Saat itu, masyarakat umumnya menanam jagung dan padi di ladang. Ketika lahan menjadi tidak subur, mereka pindah ke tempat lain, dan setelah 4-5 tahun mereka kembali untuk membuka lahan dan melanjutkan pertanian, sehingga lahan hutan belum efektif. Kemiskinan terus berlanjut, dan kehidupan masyarakat pun sulit.
Pada tahun 2000, Bapak Bao terpilih sebagai Sekretaris Sel Partai. Menyadari bahwa rakyat tidak bisa dibiarkan terus-menerus hidup dalam kemiskinan, beliau secara proaktif mencari arah baru. Tahun itu, beliau berkesempatan mengunjungi dan mempelajari model penanaman hutan yang efektif di Provinsi Lao Cai .
Menyadari potensi besar model ini, ia kembali ke daerahnya dan segera mulai memobilisasi masyarakat untuk mengubah lahan mereka menjadi hutan tanaman.
Namun, pada awalnya, orang-orang tidak mempercayainya. Beberapa rumah tangga bahkan menyembunyikan bibit yang mereka terima di hutan, atau bahkan membuangnya, karena tidak mendukungnya dalam penanaman hutan. Tak gentar, keluarga Bapak Bao menjadi pelopor. Ia sendiri yang menanam, merawat, menyebarkan teknik-teknik, dan terus-menerus mengunjungi rumah ke rumah untuk meyakinkan masyarakat.
Pada tahun 2008, keluarganya mulai mendapatkan penghasilan dari siklus panen pertama pohon tallow. Dengan uang tersebut, ia membangun rumah tiga lantai yang kokoh, dan secara bertahap membeli berbagai perlengkapan rumah.
Dari hasil nyata tersebut, masyarakat mulai percaya dan mengikutinya. Dengan demikian, gerakan penanaman hutan menyebar luas. Bapak Bao dan Sel Partai menyusun resolusi tahunan dan mengarahkan asosiasi serta serikat pekerja untuk mengorganisir propaganda yang ekstensif.
Ia langsung mengarahkan masyarakat untuk memilih jenis pohon yang cocok untuk daerahnya: daerah dekat jalan ditanami pohon akasia dan pohon lemak; daerah terpencil ditanami pohon kayu manis, karena pohon kayu manis terutama dipanen untuk diambil kulitnya, sehingga lebih mudah diangkut.
Hingga saat ini, lebih dari 300 hektar lahan produksi kelompok 2B telah ditanami pohon akasia, tallow, dan kayu manis. Berkat penanaman hutan, banyak rumah tangga dapat mengumpulkan modal, memperluas produksi, membeli sepeda motor, mobil, dan membangun rumah. Jika pada tahun 2000, dari 60 rumah tangga dalam kelompok tersebut, terdapat 57 rumah tangga miskin dan hanya 3 rumah tangga golongan 4, pada tahun 2024, kelompok tersebut memiliki 88 rumah tangga, yang hanya 3 rumah tangga miskin, yang semuanya memiliki kondisi khusus.
87 rumah tangga telah membangun rumah yang kokoh, hampir 20 rumah tangga memiliki mobil keluarga, 100% rumah tangga memiliki sepeda motor dan peralatan audio-visual, dan anak-anak dapat bersekolah.
Model penanaman hutan di kelompok 2B kini telah menjadi tujuan studi dan kunjungan bagi banyak daerah di dalam dan luar provinsi. Kisah Bapak Bao adalah bukti nyata dari keyakinan, dedikasi, rasa tanggung jawab, dan ketulusan hati bagi masyarakat, seseorang yang telah berkontribusi dalam menorehkan lembaran baru bagi tanah kelompok 2B saat ini.
Sumber: https://baothainguyen.vn/kinh-te/202508/tu-dat-trong-hoa-rung-xanh-6741cd1/






Komentar (0)