Dalam konsep masyarakat Tiongkok, semua selir raja memiliki status bangsawan. Oleh karena itu, mereka dilayani dengan penuh perhatian oleh para pelayan, mulai dari makan, tidur, merias wajah, hingga berjalan-jalan. Saat menonton film-film Tiongkok kuno, penonton sering melihat gambaran setiap selir berjalan, dengan seorang dayang istana di sampingnya untuk membantunya. Gambaran ini familiar bagi penonton, tetapi tidak semua orang tahu alasannya.
Selir harus memiliki seseorang yang mendukung mereka saat berjalan untuk menunjukkan kewibawaan mereka.
Alasan pertama adalah karena memiliki selir dengan seorang pelayan di sampingnya untuk menopang lengannya akan menunjukkan otoritas dan prestisenya. Lambat laun, tindakan ini menjadi cara bagi para selir untuk memamerkan kekuasaan mereka.
Selain mengekspresikan kelas dan kemuliaan, estetika masyarakat kuno juga menciptakan kebiasaan berjalan yang istimewa ini. Kebiasaan ini berawal dari tradisi membalut kaki "Kim lien tam cuon" (tumit teratai setinggi tiga inci) yang dianggap sebagai standar kecantikan perempuan Han. Untuk mendapatkan kaki idaman, para gadis muda harus menanggung rasa sakit membalut kaki dengan konsep bahwa semakin kecil kaki, semakin indah.
Adegan para selir yang ditopang oleh dayang istana saat berjalan dalam film "Ruyi's Royal Love in the Palace".
Demi menyenangkan hati kaisar, banyak selir menerima kaki yang cacat. Namun, karena kaki mereka terlalu kecil, mereka tidak dapat berjalan dengan stabil seperti orang normal. Oleh karena itu, para selir selalu membutuhkan seorang pelayan di sisi mereka untuk membimbing setiap langkah mereka.
Pada masa Dinasti Qing, tradisi mengikat kaki ini dihapuskan, namun keinginan para selir untuk tampil cantik dan sempurna di mata kaisar masih ada, sehingga mereka selalu ingin agar para pelayan mengikuti dan mendukung mereka untuk memperlihatkan keanggunan dan keelokan mereka.
Para selir Dinasti Qing kerap kali mengenakan sepatu sutra Tiongkok sehingga mereka membutuhkan pembantu dan kasim untuk membantu mereka agar dapat bergerak dengan mudah.
Selain itu, perlu disebutkan bahwa para selir Dinasti Qing sering mengenakan Sepatu Pot Bunga atau yang juga dikenal sebagai Ky Hai. Sepatu ini bersol kayu yang menyerupai pot bunga, disebut Hoa Bon De . Wanita bangsawan di istana sering mengenakan sepatu setinggi 13 cm atau lebih, bahkan gadis-gadis muda pun sering mengenakan sepatu setinggi 20-23 cm. Tinggi hak sepatu berbanding lurus dengan status sosial.
Sepatu ini tinggi dan sulit untuk berjalan. Jika seseorang bergerak terlalu cepat atau menghadapi rintangan, pemakainya dapat dengan mudah tersandung dan jatuh. Oleh karena itu, untuk mempertahankan citra kewanitaan mereka, para selir seringkali membutuhkan dayang dan kasim untuk membantu mereka bergerak dengan mudah.
Selir selalu dibantu oleh pembantu ketika berjalan.
Untuk menjaga keseimbangan saat mengenakan sepatu aneh ini, para selir harus menjaga punggung tetap lurus dan berjalan perlahan serta santai. Jika sedang terburu-buru, mereka hanya bisa melangkah pendek. Selain itu, mereka sering melambaikan tangan ke depan dan ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan tubuh. Untuk menambah kesan anggun dan feminin, para selir sering membawa sapu tangan cantik.
Anh saya
 
Berguna 
Emosi 
Kreatif 
Unik 
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber

![[Foto] Perdana Menteri Pham Minh Chinh menghadiri Upacara Penghargaan Pers Nasional ke-5 tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemborosan, dan negativitas](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761881588160_dsc-8359-jpg.webp)


![[Foto] Sekretaris Jenderal To Lam menghadiri Konferensi Ekonomi Tingkat Tinggi Vietnam-Inggris](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761825773922_anh-1-3371-jpg.webp)
![[Foto] Kongres Emulasi Patriotik Ketiga Komisi Urusan Dalam Negeri Pusat](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/30/1761831176178_dh-thi-dua-yeu-nuoc-5076-2710-jpg.webp)





































































Komentar (0)