Pada Forum tentang Promosi Inovasi dan Pengembangan Teknologi Strategis , Ibu Mariam J. Sherman, Direktur Negara Bank Dunia untuk Vietnam, Kamboja, dan Laos, memperkenalkan formula '3+1' untuk membentuk strategi Vietnam dalam mengembangkan industri teknologi tinggi.
Menurut Ibu Sherman, Vietnam memiliki banyak keunggulan: tenaga kerja muda, fondasi ekonomi yang kokoh, dan lokasi strategis di koridor pertumbuhan Asia. Permasalahan yang masih kurang adalah strategi sistematis untuk mengubah potensi menjadi kekuatan nyata.
Tiga pilar dan satu elemen kunci
Formula '3+1' didasarkan pada tiga pilar: pengembangan dan daya tarik talenta; membangun ekosistem inovasi; dan memperkuat keterkaitan rantai pasok. Elemen '3+1' merupakan fokus strategis pada sejumlah klaster teknologi unggulan, yang berperan sebagai perekat.
Dengan pilar pertama, bakat adalah fondasinya. "Dalam industri semikonduktor dan industri teknologi tinggi lainnya, fondasi kesuksesan dibangun di atas manusia: pekerja berkeahlian tinggi, peneliti terkemuka, dan wirausahawan teknologi," tegas Ibu Sherman.
Ia mencatat bahwa hampir 65% talenta teknologi terbaik Vietnam saat ini bekerja di luar negeri. Oleh karena itu, Vietnam perlu meningkatkan pelatihan di dalam negeri dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi para intelektual Vietnam di luar negeri untuk kembali.
Pilar kedua adalah ekosistem inovasi. Meskipun Vietnam berada di peringkat ke-44 dalam Indeks Inovasi Global (GII) 2025 dan Kota Ho Chi Minh merupakan pusat dinamis di Asia Tenggara, "pekerjaan bernilai tinggi, seperti desain produk, manufaktur, dan komersialisasi hasil penelitian, masih dalam tahap awal. Antara tahun 2010 dan 2020, Vietnam hanya mengajukan kurang dari 100 paten ke lima kantor kekayaan intelektual internasional teratas, dan hampir tidak ada paten di sektor semikonduktor," ujar Ibu Sherman.
Namun, ini juga merupakan ruang untuk pertumbuhan. Menurut para ahli, peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D), terutama dalam infrastruktur laboratorium dan pusat desain semikonduktor, akan menjadi kuncinya.
Terobosan teknologi tinggi memerlukan laboratorium, pembuatan prototipe dan jalur produksi percontohan (pra-komersial), serta pusat pelatihan tingkat lanjut.
Bank Dunia menyerukan pengembangan pusat desain semikonduktor nasional, yang akan menampung fasilitas kelas dunia sehingga universitas, peneliti, dan perusahaan rintisan dapat berbagi akses ke sumber daya penting.
Pusat-pusat ini membantu mempercepat inovasi dan memberikan siswa dan ilmuwan pengalaman langsung untuk mengubah desain menjadi kenyataan.

Pilar ketiga berfokus pada penguatan hubungan antara perusahaan domestik dan perusahaan FDI. Pelajaran dari Singapura dan Irlandia menunjukkan bahwa, dengan kebijakan timbal balik dan dukungan pemerintah, usaha kecil dan menengah (UKM) dapat menjadi mata rantai penting dalam rantai nilai global. Bagi Vietnam, sektor elektronik, semikonduktor, bioteknologi, dan farmasi dianggap sebagai titik awal yang tepat.
Elemen '3+1' difokuskan pada beberapa klaster inovasi terpilih, seperti bagaimana Tiongkok mengembangkan koridor teknologi Guangzhou dan Shenzhen, Korea Selatan memiliki kota sains Daedeok, atau Singapura memiliki Fusionopolis.
Menurut Ibu Sherman, Pusat Inovasi Nasional (NIC) Hoa Lac dapat sepenuhnya menjadi pusat manufaktur canggih dalam 10 tahun ke depan, tempat di mana pelatihan, R&D, dan produksi berskala besar bertemu.
Kelompok-kelompok seperti itu akan menjadi 'magnet' untuk menarik bakat dan ide, menginspirasi generasi muda Vietnam untuk mengejar karier di bidang sains dan teknologi, serta mengundang bakat untuk kembali ke kampung halaman.
Jalan butuh kerja sama
Bank Dunia menegaskan bahwa agar model ini berhasil, diperlukan kerja sama seluruh negara, di mana Pemerintah, dunia usaha, universitas, lembaga penelitian, dan mitra internasional semuanya memainkan peran penting.
Secara khusus, Pemerintah menetapkan visi, membuat kebijakan dukungan dan menyediakan modal awal; lembaga pendidikan tinggi bekerja sama dengan dunia usaha untuk melatih tenaga kerja dan melakukan R&D; mitra internasional membawa keahlian global dan sumber daya keuangan.
"Berinvestasi pada manusia sangatlah penting. Inilah yang mendorong sains dan teknologi serta memberi keyakinan bagi bisnis bahwa mereka akan memiliki talenta yang tepat di setiap level – mulai dari teknisi dan insinyur berkeahlian tinggi hingga ilmuwan dan pemimpin visioner," ujar Ibu Sherman.
Bank Dunia berkomitmen untuk terus mendampingi Vietnam dalam perjalanan ini. Laporan terbaru tentang bakat dan inovasi di industri semikonduktor, yang dirilis pada forum tersebut, juga bertujuan untuk memberikan rekomendasi praktis guna mendukung Vietnam dalam mewujudkan tujuannya menjadi pusat teknologi tinggi di kawasan.
"Kisah pembangunan Vietnam selalu tentang ketahanan, aspirasi, dan kesuksesan. Babak berikutnya, masa depan berteknologi tinggi yang sedang dibangun Vietnam, sudah di depan mata. Masa depan itu akan menjadi kenyataan ketika kita mewujudkan visi kita, mulai hari ini," tegas Ibu Sherman.
Sumber: https://vietnamnet.vn/viet-nam-gan-nhu-khong-co-bang-sang-che-nao-trong-linh-vuc-ban-dan-2448864.html
Komentar (0)