SGGP
Ketika pandemi Covid-19 melanda, dunia berlomba-lomba membeli alat pelindung diri (APD), oksigen, dan ventilator. Negara-negara yang bertindak paling cepat dan membuat keputusan belanja terbaik memiliki satu kesamaan: sistem pengadaan elektronik. Hal ini tidak hanya membantu menyelesaikan krisis, tetapi juga krusial dalam mengurangi korupsi, sehingga menghemat miliaran dolar bagi pemerintah, menurut Jakarta Post.
Penawaran elektronik terbuka untuk peralatan medis membantu mengurangi korupsi di sektor medis |
Bagaimana pemerintah membelanjakan uang mereka adalah sesuatu yang kebanyakan dari kita tidak perhatikan. Namun, jumlahnya sangat besar. Pada tahun 2019, pengadaan pemerintah diperkirakan bernilai $11 triliun, atau sekitar 12% dari PDB global. Pengadaan elektronik membantu mempercepat pengeluaran vital ini. Kecepatan sangat penting dalam krisis seperti Covid-19. Di Korea Selatan, penerapan pengadaan elektronik mengurangi waktu pemrosesan penawaran dari rata-rata 30 jam menjadi hanya dua jam. Sementara itu, di Argentina, proses pengadaan publik berkurang lebih dari 11 hari.
Senjata Anti-Korupsi e-Procurement tidak hanya membantu pemerintah bertindak lebih cepat dan efektif, tetapi juga membantu mengurangi korupsi. Hal ini penting karena korupsi merupakan masalah yang bernilai triliunan dolar di seluruh dunia setiap tahunnya, tetapi sulit untuk menemukan solusinya.
Menurut Transparency International, dunia kini menghadapi korupsi seburuk satu dekade lalu. Copenhagen Consensus Center, sebuah organisasi riset nirlaba AS, menyatakan bahwa dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) periode 2016-2030, meskipun telah mencapai separuh jalan menuju tujuan pemberantasan korupsi, belum ada kemajuan yang dicapai.
Karena skalanya yang besar, pengadaan publik merupakan salah satu sumber korupsi terbesar di berbagai negara. Pengadaan elektronik dapat dipandang sebagai solusi yang sangat efektif untuk memberantas korupsi. Sistem yang transparan dan mudah diakses memungkinkan pemerintah mengurangi pengeluaran untuk iklan tender mereka.
Menurut negara bagian Andhra Pradesh (India), mereka dapat menghemat setengah juta USD untuk iklan setiap tahunnya, sementara angka untuk Pemerintah Filipina adalah 9 juta USD.
Terdapat pula bukti bahwa digitalisasi pengadaan publik dapat menghasilkan pemantauan yang lebih baik dan penyediaan layanan yang lebih baik. Salah satu contohnya adalah India, di mana kualitas jalan meningkat sebesar 12% setelah beralih ke sistem lelang elektronik. Sementara itu, reformasi di Paraguay mengurangi proporsi proses kontrak yang memerlukan revisi dari 19% pada tahun 2013 menjadi 3% pada tahun 2016.
Hasil yang paling nyata dari penerapan e-procurement adalah pemerintah menghemat banyak uang.
Menurut penelitian Pusat Konsensus Kopenhagen, rata-rata pengurangan biaya dalam pengadaan publik adalah 6,75%. Ini berarti bahwa bagi negara-negara berpenghasilan rendah, mempertahankan penerapan e-procurement selama 12 tahun akan menghemat hingga $600 juta.
Menurut Jakarta Post, dapat dilihat bahwa pengadaan elektronik dan tender elektronik bukan hanya solusi untuk mengurangi pemborosan dan korupsi dalam belanja publik, tetapi juga membantu membangun ketahanan dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan bagi setiap negara. Ini adalah kebijakan yang harus dijalankan oleh negara-negara.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)