Bapak Ho Quang Cua menyampaikan kepada reporter Dan Viet bahwa hasil panen padi ST25 tinggi ketika ditanam di tambak udang di Semenanjung Ca Mau dengan mengikuti model rotasi padi-udang. Selama proses produksi, air harus dikeringkan tiga kali.
Bapak Ho Quang Cua (tengah) berdiskusi dengan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan serta unit terkait mengenai beras ST 25. Foto: Huynh Xay
"Di Semenanjung Ca Mau ini, jika ingin mendapatkan hasil panen padi ST 25 yang tinggi, Anda harus menguras air tiga kali selama proses perawatan, terutama di pertengahan musim tanam. Teknik penanaman padi ST 25 ini tidak hanya membantu menghasilkan panen yang tinggi, tetapi juga menghasilkan nasi yang lezat dan harum," ujar Bapak Cua.
Bapak Cua mengatakan bahwa dengan teknik drainase kering, ada tempat di mana kelompok tani dan koperasi memanen padi ST25 seharga 90 juta VND/ha.
Teknik tanam padi ST25 katanya juga memudahkan panen akhir musim, di mana mesin pemanen gabungan bisa masuk ke sawah (tanpa tenggelam) untuk memotong padi, tanpa harus memotongnya dengan tangan (tanpa menguras air saat proses tanam).
Menurut bapak padi ST25 ini, cara menguras air kering sawah dengan teknik di atas juga merupakan salah satu cara mengurangi emisi gas rumah kaca, sejalan dengan arahan proyek 1 juta hektare padi unggul di kawasan Delta Mekong yang mulai dilaksanakan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan.
Ia menekankan bahwa semakin rendah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan beras, semakin lezat nasi tersebut. Saat ini, Semenanjung Ca Mau memiliki lahan seluas 200.000 hektar yang dapat ditanami padi ST25, yang merupakan potensi besar.
Bapak Cua menyampaikan: "Teknik budidaya padi ST25 ini adaptif terhadap perubahan iklim, sejalan dengan kebijakan negara, dan meningkatkan pendapatan masyarakat."
Untuk mendapatkan beras ST25 yang lezat, harum, dan berproduksi tinggi, menurut Pak Cua, sebaiknya jangan menabur terlalu rapat. Sebaiknya, taburlah secara tipis sesuai dengan proses dan solusi yang telah beliau rancang untuk tanaman padinya.
"Saya telah mengikuti kompetisi internasional selama 7 kali terakhir dan mendapati bahwa setiap tahun ketika hujan deras di wilayah Timur Laut Thailand, beras dari negara ini gagal panen. Alasannya adalah terlalu banyak air membuat nasi terasa kurang enak dan aromanya kurang sedap," jelas Bapak Cua lebih lanjut.
Menurut Bapak Ho Quang Cua, padi ST25 yang ditanam di Semenanjung Ca Mau menggunakan teknik drainase air kering selama proses perawatan telah mencapai 90 juta VND/ha, menghasilkan beras yang lezat dan harum, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Foto: Huynh Xay
Varietas padi ST25 dikenal memiliki batang yang kuat dan tahan penyakit. Beras ST25 memiliki bulir panjang, putih bersih, dan tidak berkapur. Setelah matang, beras ini memiliki aroma samar daun pandan yang bercampur dengan aroma beras muda, memberikan aroma yang lembut dan menarik.
Butiran berasnya kering, lembut, lengket, dan sedikit kenyal. Semakin lama dikunyah, semakin manis rasa pati berasnya. Khususnya, beras ST25 tetap lembut dan lengket meskipun sudah dingin.
Baru-baru ini, di Soc Trang , Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Tran Thanh Nam bertemu dengan Bapak Cua. Di sana, Bapak Nam menyampaikan bahwa beras ST 25 merupakan beras berkualitas tinggi dan sudah memiliki merek, langkah selanjutnya adalah membangunnya menjadi merek beras nasional.
"Perusahaan Bapak Cua telah lama mengembangkan proses dan solusi untuk mengurangi emisi dari tanaman padi di sawah. Sementara itu, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan sedang meneliti pengembangan merek produk beras Vietnam berkualitas tinggi dan rendah emisi, dan beras ST25 hampir sepenuhnya memenuhi standar," ujar Bapak Nam.
Oleh karena itu, Bapak Nam memerintahkan satuan-satuan bawahannya untuk meninjau dan memberikan dukungan kepada Bapak Cua dalam mewujudkan merek beras nasional.
Bapak Nam menambahkan bahwa dalam proyek beras berkualitas tinggi seluas 1 juta hektar, pengukuran dan pembayaran kredit karbon bukanlah isu utama, melainkan hanya sebagian, faktor yang lebih penting adalah isu merek produk.
"Hanya label beras pengurangan emisi yang dapat meningkatkan nilai beras Vietnam," kata Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)