Sesampainya di TK Chieng Le, kami terkesan dengan ruang kelas yang rapi dan penuh warna; mulai dari halaman sekolah yang hijau hingga sudut-sudut pengalaman yang ditata secara ilmiah , merangsang rasa ingin tahu anak-anak. Alih-alih jam belajar pasif, anak-anak di sini bebas bereksplorasi dan belajar melalui kegiatan pengalaman yang praktis dan menyenangkan.

Di kelas TK A3, kegiatan "Memetik Sayuran untuk Membantu Ibu" berlangsung sangat seru. Alih-alih hanya melihat gambar di lukisan atau video , anak-anak dengan tangan kecil mereka berkumpul untuk memetik setiap daun sayuran mengikuti instruksi guru dengan penuh semangat dan gembira. Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya membedakan jenis sayuran tetapi juga belajar keterampilan swalayan, menghargai hasil kerja keras, dan keinginan untuk membantu keluarga mereka terbentuk secara alami.

Di kelas TK A1, ruang kelas telah disulap menjadi panggung teater mini, tempat anak-anak memperagakan kembali dongeng "Peri Siput". Sudut ruang kelas dihiasi pot-pot bunga, toples kertas mache palsu, seorang gadis kecil berpakaian putih, memegang cangkang siput, dengan malu-malu keluar dari "cangkangnya" untuk menyapu rumah dan memetik sayuran untuk nenek; seorang gadis kecil lainnya berperan sebagai nenek, dengan hati-hati memecahkan cangkang siput dengan ekspresi penuh kasih sayang. Menurut para guru, mendramatisasi karya sastra merupakan salah satu metode efektif untuk mengembangkan bahasa yang koheren bagi anak-anak. Ketika diubah menjadi karakter, anak-anak tidak hanya mengingat cerita lebih lama tetapi juga lebih berani dan percaya diri dalam berkomunikasi. Hal ini merupakan fondasi penting bagi keterampilan sosial di kemudian hari, menumbuhkan rasa cinta, bakti kepada orang tua, dan apresiasi terhadap nilai-nilai budaya rakyat.

Kelas pengalaman karier juga menarik banyak anak untuk berpartisipasi. Di pojok "Anak-anak berlatih menjadi dokter", anak-anak kecil bertransformasi menjadi dokter dan perawat untuk berlatih memeriksa dan merawat pasien. Hal ini membantu anak-anak lebih memahami pekerjaan di industri medis, mengurangi rasa takut saat pergi ke dokter, dan sekaligus menumbuhkan rasa hormat dan cinta terhadap profesi medis. Tran Minh Phuc kecil dengan polos berkata: "Aku senang bersekolah. Hari ini aku berkesempatan berperan sebagai dokter yang memeriksa temanku. Saat aku besar nanti, aku juga ingin menjadi dokter untuk merawat orang."

Pengalaman praktis yang menarik tidak hanya membuat anak-anak senang, tetapi juga mendapatkan persetujuan dan dukungan dari orang tua. Bapak Tran Viet Dung, warga Chieng Le, seorang orang tua yang anaknya duduk di kelas TK B3, berbagi: "Anak saya senang pergi ke kelas setiap hari dan sering menceritakan kisah-kisah lucu dan pengalaman menarik di kelas. Saya merasa metode pendidikan di sekolah ini sangat praktis, membantu anak-anak bersemangat belajar dan berkembang setiap hari."

Tahun ajaran ini, TK Chieng Le mengasuh dan mendidik 278 anak. Agar pembelajaran terasa hidup dan efektif, staf dan guru sekolah selalu berupaya untuk berkreasi dan berinovasi dalam metode pengajaran, terutama dalam kegiatan pendidikan berbasis pengalaman. Sekolah secara rutin menyelenggarakan pertemuan profesional, observasi kelas, dan sesi berbagi pengalaman bagi para guru untuk berbagi pengalaman mereka, menciptakan lingkungan belajar terbaik bagi anak-anak.
Ibu Lo Thi Chien, Kepala Sekolah, menyampaikan: Moto sekolah adalah menciptakan lingkungan "Belajar sambil bermain, bermain sambil belajar" bagi anak-anak. Oleh karena itu, sekolah selalu mendorong para guru untuk berkreasi, merancang beragam kegiatan yang sesuai untuk setiap usia, membantu anak-anak berkembang secara komprehensif dalam kelima aspek: kognisi, bahasa, fisik, emosional-sosial, dan estetika.
Senyum cerah, kesopanan, dan kepercayaan diri dalam berkomunikasi adalah bukti nyata keberhasilan model pendidikan berbasis pengalaman di TK Chieng Le. Dedikasi staf dan guru telah membangun citra sekolah yang ramah, tempat anak-anak tumbuh setiap hari dengan sukacita, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan para guru yang mencintai pekerjaan dan anak-anak mereka.
Sumber: https://baosonla.vn/xa-hoi/xay-dung-truong-mam-non-lay-tre-lam-trung-tam-OfxnLazDg.html






Komentar (0)