| Ibu Vu Thi Dao merasa terhormat menerima lencana keanggotaan Partai selama 60 tahun. |
Kata-katanya yang sederhana, lugas namun memikat hati, membuatku terpikat dan asyik mendengarkan kisah Ibu Vu Thi Dao. 60 tahun di jajaran Partai juga merupakan jumlah tahun yang sama di mana ia menjaga sumpahnya, keyakinannya, dan cintanya kepada Partai secara utuh.
Lahir dari keluarga miskin di komune Trang Xa, Vu Thi Dao segera merasakan kehilangan negara dan keluarganya. Pada usia 16 tahun, ia menjadi sukarelawan sebagai tenaga medis di kelompok buruh garis depan, ikut serta dalam penimbunan lubang bekas bom, dan membuka jalan di distrik Vo Nhai lama selama perang perlawanan melawan penjajah Prancis. Ia kemudian terus berkontribusi dalam perang perlawanan melawan Amerika untuk menyelamatkan negara. Untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik, ia berinisiatif mengikuti kelas profesional dan menjadi perawat.
Bu Dao berkata, suaranya masih tercekat emosi: Hari-hari itu sungguh sulit. Obat-obatan langka, jalanan di hutan berbahaya, bom selalu mengintai... tetapi tak satu pun dari kami patah semangat. Memikirkan rekan senegara dan Tanah Air kami saja sudah memberi kami kekuatan untuk terus berkontribusi.
Selama bertahun-tahun perlawanan, Ibu Dao bukan hanya seorang perawat yang berdedikasi, tetapi juga seorang prajurit yang setia di garis depan. Berkat kontribusinya yang tak kenal lelah dan gigih, beliau dianugerahi berbagai penghargaan bergengsi seperti: Medali Perlawanan Anti-Amerika Kelas Dua, Medali untuk Pembebasan Perempuan, dan banyak sertifikat penghargaan dari berbagai tingkatan, sektor, dan organisasi.
60 tahun yang lalu, Nona Vu Thi Dao resmi diterima menjadi anggota Partai. Saat ia berdiri di bawah bendera Partai, mengangkat tangan untuk bersumpah setia pada cita-cita Marxisme-Leninisme dan pemikiran Ho Chi Minh, ia masih ingat dengan jelas: Saya berjanji pada diri sendiri bahwa sebagai anggota Partai, saya harus menjadi pelopor dan teladan, baik dalam perang maupun damai .
Selama 60 tahun terakhir, Ibu Dao senantiasa memegang teguh sumpah tersebut. Ketika negara memasuki masa damai, beliau terus mengabdikan diri kepada tanah air, berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan lokal. Mulai dari gerakan memobilisasi masyarakat untuk menyumbangkan tanah guna membuka jalan, membangun daerah pedesaan baru, hingga berkontribusi pada berbagai dana seperti: untuk kaum miskin, promosi pendidikan, rasa syukur..., beliau selalu menjadi pemimpin yang patut dicontoh.
Meskipun usianya sudah lanjut, Ibu Dao masih rutin berpartisipasi dalam rapat sel Partai. Beliau berkata: Selama kamu sehat dan berpikiran jernih, kamu harus hadir. Sekalipun kamu tidak punya pendapat, kamu tetap harus datang untuk mendengarkan anak cucumu berdiskusi tentang urusan desa, Partai, dan pembangunan pemerintahan. Kamu adalah anggota Partai, kamu tidak boleh bersikap acuh tak acuh.
Kehidupan Nyonya Dao juga merupakan perjalanan yang penuh dengan kehilangan dan pengorbanan. Dari keempat anaknya, dua di antaranya telah meninggal dunia. Suaminya, seorang dokter dan anggota Partai selama 55 tahun, telah meninggal dunia bertahun-tahun yang lalu. Hanya dua anak yang tinggal bersamanya, salah satunya adalah seorang putri yang berprofesi sebagai dokter dan juga anggota Partai yang patut dicontoh.
Rasa sakit kehilangan tak kunjung reda, namun ia tetap optimis. Rumah kecilnya di dusun Vang, komune Trang Xa, selalu dipenuhi tawa dan percakapan. Ia berkata: Jika kita bersedih, anak cucu kita juga akan bersedih. Kita harus menjalani hidup yang bermartabat, hidup yang dapat ditiru oleh generasi mendatang.
Nyonya Dao selalu dihormati oleh para tetangganya, bukan hanya karena kegiatan revolusionernya, tetapi juga karena gaya hidupnya yang harmonis dan patut dicontoh. Dalam gerakan-gerakan lokal, beliau selalu menjadi pelopor. Mulai dari menyumbangkan tanah untuk membangun jalan beton pedesaan, hingga menyumbangkan waktu kerja untuk membangun rumah adat desa, beliau selalu hadir.
Tak hanya menjadi teladan cemerlang bagi generasi anggota partai, Ibu Dao juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk hidup positif dan patriotik. Melalui kisah-kisah sederhana namun jujur tentang masa mudanya dan perjuangannya selama bertahun-tahun dalam perang untuk menyelamatkan negara, beliau membantu generasi muda lebih memahami nilai kemerdekaan dan perdamaian.
Ia berkata: Kalian anak-anak sangat bahagia sekarang. Tapi kalian juga harus tahu bagaimana menghargai dan melestarikan warisan leluhur kalian. Ketahui bagaimana hidup untuk masyarakat, untuk negara, dan berkontribusi untuk membangun tanah air kalian.
Ketika ditanya tentang keinginan terbesarnya di usia 88 tahun, ia hanya tersenyum lembut: Saya hanya berharap untuk tetap sehat dan berpikiran jernih selama beberapa tahun lagi agar saya dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan Partai. Melihat tanah air saya berubah, anak-cucu saya tumbuh dewasa, dan rakyat hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan sudah cukup.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan saat ini, Ibu Dao tetap bagai api abadi yang menyala terang, menyebarkan energi positif, kepribadian mulia, dan semangat revolusioner kepada generasi mendatang.
Sumber: https://baothainguyen.vn/xa-hoi/202509/60-nam-ven-loi-the-voi-dang-b3a6772/






Komentar (0)