Menurut Bapak Ilves, pengajuan perceraian merupakan bagian terakhir dari sistem administrasi publik Estonia yang didigitalisasi. Ini berarti negara Baltik kecil yang berbatasan dengan Rusia ini telah menjadi negara pertama di dunia yang sepenuhnya mendigitalkan prosedur administrasi publiknya.
Tingkat adopsi daring di negara ini sangat mengesankan, dengan sekitar 60% dari seluruh perceraian dimulai melalui platform e-perceraian pemerintah sejak diluncurkan pada Desember 2024. Masyarakat memuji kemudahan, kesederhanaan, dan keamanan layanan digital di sektor swasta, kata Ilves. Lalu, mengapa layanan pemerintah berbeda?
Bapak Ilves adalah penulis studi gabungan terbaru dengan Jerman berjudul "Akhir Birokrasi". Studi ini menyoroti perbedaan dalam kebijakan digital dan apa yang dapat dipelajari Jerman, yang bisa dibilang paling modern di Eropa, dari Estonia. Menurut studi tersebut, sekitar 62% warga Jerman saat ini menggunakan layanan digital untuk keperluan administratif, sementara Estonia memiliki tingkat penggunaan lebih dari 90%.
Misalnya, 90% warga Estonia menggunakan identitas elektronik nasional (e-ID) untuk mengakses layanan pemerintah, dibandingkan dengan kurang dari 10% warga Jerman. Alasannya sederhana: perangkat lunak Estonia lebih ramah pengguna dan menyediakan akses ke layanan publik maupun swasta, termasuk perbankan ritel. Penelitian Bapak Ilves menunjukkan bahwa adopsi layanan administrasi digital yang meluas juga menghemat uang wajib pajak. Misalnya, biaya administrasi pemungutan pajak per kapita di Estonia hanya seperenam dari Jerman.
Terkait izin tinggal, pengusaha Estonia Kirill Solovjov keturunan Rusia mengatakan ia pertama kali menggunakan tanda tangan elektronik ketika menerima kartu e-residensi Estonia pada tahun 2015. Kartu tersebut, yang diterbitkan oleh pemerintah Estonia 11 tahun lalu, memungkinkan para pengusaha global untuk mengakses layanan administrasi Estonia dari jarak jauh. Menurut Bapak Solovjov, di Estonia, cukup dengan memasukkan kartu e-residensi, verifikasinya mudah. Layanan baru lainnya yang ia sukai adalah resep digital. Bapak Solovjov menjelaskan bahwa setelah dokter meresepkan obat, resep tersebut otomatis tersimpan di kartu e-residensi dan dapat diakses dari apotek mana pun di Estonia, bahkan dari negara tetangga Finlandia.
Untuk mencapai hal ini, Estonia menyediakan internet dan komputer di semua ruang kelas dan perpustakaan sebagai bagian dari program pendidikan yang disebut "Tiger Leap" setelah kemerdekaannya pada tahun 1991. Pada tahun 2000, negara berpenduduk 1,4 juta jiwa ini mengambil langkah besar menuju digitalisasi ketika pelaporan pajak daring diperkenalkan dan tanda tangan elektronik diakui secara hukum setara dengan tanda tangan tulisan tangan. Pada tahun 2015, semua layanan publik utama, termasuk layanan kesehatan dan sosial, telah sepenuhnya terdigitalisasi.
Menurut Surat Kabar KHANH MINH/Sai Gon Giai Phong
Tautan ke artikel asliSumber: https://baovanhoa.vn/nhip-song-so/an-tuong-so-hoa-o-estonia-154915.html
Komentar (0)