Jadi dibandingkan dengan model kacamata lain di pasaran seperti Meta Quest 3, apakah pendatang baru dari Apple ini cukup kuat untuk mengalahkan pesaingnya?
Meskipun Meta Quest sudah lama beredar di pasaran, bahkan mencapai versi ketiganya, ledakan nyata dalam realitas virtual datang dari Apple Vision Pro. Produk dari Apple ini sedang gebrakan di pasaran, dan ledakan ini dapat membuat pengguna melupakan kehadiran Meta Quest untuk sementara waktu. Atau, bahkan dapat membuat Meta Quest lebih dikenal.
Desain
Apple Vision Pro dirancang dengan tampilan modern, menggunakan kaca depan dan rangka aluminium. Hal ini membuat produk ini tipis dan ringan, serta mengurangi bobot keseluruhan. Saat digunakan, pengguna akan merasa nyaman dan senang.
Vision Pro tidak memiliki pengontrol sendiri, melainkan menggunakan teknologi pengenalan mata dan gestur tangan. Selain itu, Apple melengkapi kacamata ini dengan pengontrol nirkabel dari PS5, yang membantu pengguna menikmati permainan yang lancar.
Sementara itu, Meta Quest 3 dirancang dengan tiga tali untuk mendistribusikan berat secara optimal. Headset ini menggunakan lensa pancake yang lebih tipis daripada Quest 2. Pengontrol Meta Quest 3 sangat digemari karena ringan dan praktis.
Khususnya, pengguna dapat menggabungkannya dengan aksesori pihak ketiga untuk menciptakan sensasi memegang pedang atau raket saat bermain. Fitur dan desain unik ini menjadikan Vision Pro dan Meta Quest 3 pilihan yang menarik, tergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing pengguna.
Berat
Meta Quest 3 memiliki berat 459 gram, sementara Vision Pro memiliki berat sekitar 600 gram. Bagi sebagian pengguna, angka ini dapat menjadi kendala, karena mengenakan kacamata di kepala dalam waktu lama (lebih dari 30 menit) akan terasa tidak nyaman.
Jadi, jika dibandingkan dengan Apple Vision Pro dan Meta Quest 3 dari segi bobot, kedua produk ini memang belum seringan yang diharapkan. Namun, kedua merek ini berkomitmen untuk memberikan pengalaman hiburan yang nyaman bagi pengguna saat dikenakan.
Kemampuan pelacakan mata
Dari segi perangkat keras, Apple Vision Pro unggul dengan 12 kamera, sensor LIDAR, kamera TrueDepth, dan iluminator inframerah. Sementara itu, Meta Quest 3 memiliki 6 sensor, termasuk dua kamera RGB yang mendukung pengalaman realitas campuran.
Selain menawarkan pengalaman realitas virtual (VR), kedua headset ini juga menawarkan pengalaman realitas tertambah (AR). Vision Pro menawarkan hal ini dengan pelacakan mata dan gestur tangan yang halus, sementara Meta Quest 3 dilengkapi dengan sepasang pengontrol untuk membantu.
Dengan Vision Pro, kontrolnya jauh lebih nyaman karena merupakan headset VR mandiri, tanpa aksesori yang menyertainya. Meskipun memerlukan pengontrol, hal inilah yang membuat Meta Quest 3 lebih bermanfaat untuk tugas-tugas tertentu, seperti bermain game.
Toko aplikasi dan game
Meta Quest 3 disebut-sebut memiliki keunggulan tersendiri, karena Quest merupakan lini produk yang telah dikembangkan dan dikomersialkan sejak lama (2016, dengan nama Oculus Rift). Berkat hal tersebut, toko aplikasi perangkat ini juga akan lebih beragam, karena para pengembang telah mengembangkannya sejak awal. Selain itu, Apple Vision Pro belum berfokus pada gim. Sementara itu, toko aplikasi Quest 3 juga memiliki banyak gim untuk memenuhi kebutuhan hiburan.
Dengan Apple Vision Pro, toko aplikasi VisionOS kabarnya akan digunakan bersama iPadOS dan iOS. Ini berarti banyak perangkat yang tersedia di iPhone dan iPad juga akan tersedia di Vision Pro. Saat ini, 600 aplikasi telah diumumkan untuk kacamata ini, dan ketika 250 gim tersedia melalui Apple Arcade, hal ini cukup menjanjikan.
Kualitas gambar
Apple Vision Pro memiliki dua layar mikro-OLED dengan resolusi sekitar 3.680 x 3.140 piksel, melampaui apa yang ada di Meta Quest 3 ketika headset ini hanya memiliki dua layar LCD dengan resolusi sekitar 2.064 x 2.208 piksel. Menurut banyak ulasan, kualitas gambar yang dihadirkan Vision Pro lebih unggul, terutama dalam hal passthrough, ketika gambar luar tampak sangat tajam dalam kondisi cukup terang.
Selain itu, aplikasi dan jendela yang muncul di Vision Pro juga akan memiliki kualitas yang lebih baik, berkat resolusi layar kacamata yang lebih tinggi. Jika game Apple Arcade berjalan di kacamata ini, kemungkinan besar kita akan melihat grafis yang tajam dan hidup.
Sementara itu, dengan Meta Quest 3, menurut banyak ulasan, kualitas gambar saat bermain game masih akan sedikit buram dan berisik.
Daya tahan baterai
Menurut Apple, Vision Pro akan bertahan sekitar 2 jam penggunaan normal dan 2,5 jam pemutaran video , yang pada dasarnya sama dengan Meta Quest 3. Namun, tidak seperti Meta Quest 3, Vision Pro akan menggunakan baterai yang dapat dilepas, yang harus dihubungkan dan dibawa terus-menerus agar dapat digunakan. Sementara itu, Quest 3 hanya perlu diisi dayanya terlebih dahulu dengan pengisi daya Tipe-C, dan terisi penuh agar dapat digunakan dengan nyaman.
Harga penjualan
Dengan harga awal 13.490 juta VND untuk versi memori internal 128GB, Meta Quest 3 jauh lebih terjangkau daripada Apple Vision Pro yang harganya lebih dari 100 juta VND. Namun, Apple menggandakan kapasitas memori internalnya menjadi 256GB, setara dengan MacBook Air, memastikan kapasitas penyimpanan data terbaik jika kita ingin menggunakannya sebagai pengganti laptop.
Produk yang cocok?
Terlepas dari perbedaan harga, dari segi teknologi, Apple Vision Pro dapat dianggap sebagai mahakarya di dunia kacamata realitas virtual, jauh melampaui produk lain seperti Microsoft Hololens atau Meta Quest 3. Jika Anda adalah seseorang yang menghargai pengalaman kerja dan menggunakan produk Apple, serta ingin memiliki kemampuan untuk memperluas ruang secara maksimal, ini pasti nama yang paling tepat.
Namun, karena masih generasi pertama, Apple Vision Pro membutuhkan waktu untuk dioptimalkan. Jika Anda menginginkan pengalaman yang tidak buruk dengan harga yang lebih terjangkau, Meta Quest 3 adalah pilihan yang tepat sambil menunggu apa lagi yang dapat ditawarkan Apple Vision Pro.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)