
Ibu Harris dan Bapak Biden menghadiri acara di Pentagon pada bulan September 2024 - Foto: AFP
Kutipan yang diterbitkan oleh majalah The Atlantic pada tanggal 10 September menunjukkan bahwa Ibu Harris tidak lagi mempertahankan kesetiaan mutlaknya yang biasa, tetapi malah menyatakan ketidakpuasan dengan perannya dalam pemerintahan mantan Presiden Joe Biden.
Dalam memoarnya, Ibu Harris menceritakan perasaannya yang terpinggirkan di Gedung Putih. Ia mengatakan Kepala Staf Lorraine Voles berulang kali berusaha mencegahnya menjadi "pemandangan" di berbagai acara, alih-alih berbicara atau memperkenalkan presiden.
Ia juga mengkritik Gedung Putih karena tidak melindunginya dari serangan terus-menerus dari Fox News, yang menargetkan suara, tawa, kehidupan pribadinya sebagai seorang wanita muda, dan bahkan mengklaim bahwa ia hanya ditunjuk berdasarkan kriteria keberagaman dalam inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI).
"Gedung Putih jarang menyebutkan rekam jejak saya yang sebenarnya: dua periode sebagai jaksa wilayah, memimpin lembaga peradilan terbesar kedua di Amerika Serikat, dan menjabat sebagai senator yang mewakili seperdelapan penduduk Amerika," tulis Ibu Harris.
Mengenai keputusan Tuan Biden untuk mencalonkan diri kembali, mantan Wakil Presiden itu mengatakan itu seharusnya bukan pilihan pribadi.
"Apakah itu kemurahan hati atau kecerobohan? Kalau dipikir-pikir lagi, saya pikir itu kecerobohan. Taruhannya terlalu tinggi untuk membiarkan ego dan ambisi seseorang menentukan hasilnya," tegasnya. Namun, Harris mengakui bahwa ia juga berada dalam posisi yang sulit, karena jika ia menyarankan Tuan Biden untuk tidak mencalonkan diri, ia akan dianggap egois.
"Dia akan melihatnya sebagai ambisi telanjang, bahkan pengkhianatan jahat, bahkan jika satu-satunya pesan saya adalah: jangan biarkan lawanmu menang," tulisnya dalam memoarnya.
Ibu Harris juga menggambarkan suasana di Gedung Putih sebagai suasana pasrah. "Kami semua berkata, 'Ini keputusan Joe dan Jill,' seperti mantra."
Ia menuturkan, dalam pidatonya di Ruang Oval, saat Tn. Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan, baru pada menit kesembilan dari 11 menit ia menyebut namanya.
Meski begitu, Ibu Harris membela kapasitas mental Bapak Biden, dengan menegaskan bahwa kesulitan yang dihadapinya disebabkan oleh kelelahan akibat usia, bukan penurunan kognitif.
Di hari-hari terburuknya, ia lebih berwawasan, lebih menghakimi, dan lebih berbelas kasih daripada Donald Trump di masa jayanya. Namun, di usia 81 tahun, Joe mudah lelah. Di saat itulah usianya terlihat dari tutur kata dan perilakunya yang terbata-bata.
"Ini bukan ketidakmampuan. Kalau saya percaya, saya pasti sudah mengatakannya. Apa pun kesetiaan saya kepada Presiden Biden, saya lebih setia kepada negara," tegas Ibu Harris.
Memoarnya , 107 Days, akan dirilis bersamaan dengan tur bukunya di 15 kota di AS, Inggris, dan Kanada. Kantor Joe dan Jill Biden menolak berkomentar mengenai kutipan tersebut.
Sumber: https://tuoitre.vn/ba-harris-chi-trich-quyet-dinh-tai-tranh-cu-cua-ong-biden-trong-hoi-ky-moi-20250911112902353.htm






Komentar (0)