Dari lintasan balap berkecepatan tinggi hingga lapangan sepak bola...
Hanya dalam beberapa minggu terakhir, "aura farming" - sebuah perayaan yang aneh namun enerjik, telah muncul dalam serangkaian turnamen olahraga besar dan kecil di seluruh dunia: dari lapangan sepak bola, arena balap Formula 1 (F1), Moto GP...
Sorotan terbaru adalah selebrasi Marc Marquez, pembalap legendaris MotoGP, setelah memenangkan balapan pada 14 Juli. Marc Marquez finis pertama dengan catatan waktu 40 menit 42,854 detik, 6,380 detik lebih cepat dari Alex Marquez, adik Marc Marquez, di posisi kedua. Beberapa ratus meter sebelum garis finis, mantan juara dunia itu berdiri di atas motornya dan menirukan tarian "aura farming". Momen ini langsung tersebar di internet, ditonton jutaan kali.
Tarian “aura farming” berasal dari seorang anak laki-laki di Indonesia.
Tak hanya dalam adu kecepatan, "aura farming" juga muncul di lapangan sepak bola. Baru-baru ini, striker Jens Raven dari U-23 Indonesia membawa tarian ini ke lapangan saat merayakan kemenangan 8-0 atas U-23 Brunei di turnamen U-23 Asia Tenggara 2025. Dalam pertandingan ini, striker naturalisasi Belanda ini bersinar dengan menyumbang 6 gol.
Berasal dari Riau, Indonesia: Tarian spontan yang menggemparkan internet
Hanya sedikit orang yang menduga bahwa tren global ini berawal dari festival balap perahu tradisional Pacu Jalur di provinsi Riau, Indonesia.
Pencipta "aura farming" bukanlah seorang selebritas, melainkan Rayyan Arkan Dikha, seorang bocah lelaki berusia 11 tahun yang bertugas menyemangati tim dayung. Berdiri dengan gontai di haluan perahu, Dikha menampilkan tarian dadakan dengan gerakan-gerakan terampil berputar, membungkuk, dan membungkuk. Ekspresi wajah Dikha yang karismatik membuat video tersebut viral di media sosial, mulai dari TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts di seluruh dunia.
Pembalap MotoGP top dunia rayakan dengan "aura pertanian" sebelum melewati garis finis
Hanya dalam beberapa hari, video aslinya telah ditonton jutaan kali, diikuti oleh banyak "tiruan" dari seluruh dunia. Oleh karena itu, daya tarik tarian ini tidak hanya terletak pada kesederhanaan dan kemudahan imitasinya, tetapi juga pada semangatnya yang bebas dan liberal. Tidak perlu teknik yang rumit, cukup "kualitas" dan kepercayaan diri saja sudah cukup untuk menciptakan momen yang memikat semua mata.
Setelah fenomena yang tak terduga itu, Pemerintah Provinsi Riau menganugerahi Dikha gelar Duta Budaya dan memberinya beasiswa, sebagai bentuk penghargaan atas jasanya dalam memajukan budaya daerah.

Rayyan Arkan Dikha (kiri) di samping bintang sepak bola Indonesia Marselino Ferdinan
FOTO: FBNV
Sumber: https://thanhnien.vn/bat-ngo-nguon-goc-cua-dieu-an-mung-gay-sot-phu-song-the-thao-toan-cau-185250716172054587.htm

![[Foto] Perdana Menteri Pham Minh Chinh menghadiri Upacara Penghargaan Pers Nasional ke-5 tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemborosan, dan negativitas](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761881588160_dsc-8359-jpg.webp)

![[Foto] Da Nang: Air berangsur surut, pemerintah daerah memanfaatkan pembersihan](https://vphoto.vietnam.vn/thumb/1200x675/vietnam/resource/IMAGE/2025/10/31/1761897188943_ndo_tr_2-jpg.webp)










































































Komentar (0)