![]() |
Dalam langkah penting dalam teknologi penyimpanan energi, Tiongkok telah mulai mengerahkan serangkaian "baterai gravitasi" berskala besar, sebuah langkah yang berpotensi mengubah secara fundamental cara energi terbarukan disimpan di seluruh dunia .
Pendekatan inovatif ini menantang dominasi baterai lithium-ion dan menawarkan manfaat lingkungan yang menjanjikan seiring dengan persaingan antar negara menuju solusi energi yang lebih ramah lingkungan.
"Baterai gravitasi"
"Baterai gravitasi" beroperasi berdasarkan prinsip mengangkat dan menurunkan material berat untuk menyimpan dan melepaskan energi. Energi ini "diinvestasikan" dalam massa material, seperti blok beton besar atau badan air, saat diangkat ke tingkat yang lebih tinggi.
Energi ini disimpan hingga material diturunkan. Pada saat itu, generator atau turbin mengubah energi kinetik dari gerakan ke bawah menjadi energi listrik. Keunggulan teknologi ini dibandingkan baterai konvensional adalah energi tersebut tidak menurun seiring waktu.
Contoh paling menonjol dari teknologi yang menjanjikan ini adalah proyek “Evx” di Tiongkok, sebuah kolaborasi antara pemerintah Tiongkok dan perusahaan energi Swiss, Energy Vault.
Ini adalah struktur yang sangat besar, tingginya lebih dari 120 meter, namun tidak memiliki pintu atau jendela. Di dalamnya, 3.500 "batu bata" yang masing-masing beratnya 25 ton digerakkan naik turun oleh sistem lift dan rel yang kompleks. Balok-balok ini dinaikkan ketika sumber energi terbarukan menghasilkan kelebihan listrik dan diturunkan ketika permintaan listrik meningkat.
![]() |
Sistem "baterai gravitasi" setinggi 120 meter di Rudong, Shanghai, Tiongkok. Foto: EnergyVault. |
Dengan kapasitas yang dilaporkan hingga 100 MW/jam, sistem EVx jelas menunjukkan komitmen Tiongkok terhadap teknologi penyimpanan energi alternatif, terlepas dari dominasi negara tersebut di pasar baterai lithium-ion.
Saat ini, China mengendalikan sekitar 72% produksi baterai lithium-ion global, tetapi tetap menyadari pentingnya diversifikasi metode penyimpanan energi secara strategis.
Sistem baterai gravitasi komersial pertama Energy Vault di Tiongkok dibangun tepat di sebelah ladang angin. Dengan kapasitas penyimpanan yang mengesankan sebesar 100 megawatt-jam (MWh), setelah terisi penuh, sistem ini mampu memberi daya pada sekitar 4.600 kendaraan listrik untuk jarak 100 km.
"Kami tidak pernah membayangkan bahwa pabrik pertama kami akan dibangun di China," kata Robert Piconi, CEO Energy Vault, kepada SWI .
Yan Shengjun, ketua China Tianying Group, menegaskan bahwa "teknologi revolusioner" Energy Vault akan mempercepat transisi energi China.
Menurut Forbes , para pembuat kebijakan Tiongkok menghargai potensi penggunaan bahan baku lokal untuk membangun infrastruktur ini, serta masa pakainya yang lebih dari 35 tahun.
Saat ini, tiga sistem baterai gravitasi serupa sedang dibangun di Tiongkok, dan enam lainnya sedang dalam tahap perencanaan. Secara total, sistem-sistem ini akan memiliki kapasitas penyimpanan gabungan hingga 3.700 MWh.
Potensi yang sangat besar
Prinsip kerja baterai gravitasi mirip dengan pembangkit listrik tenaga air dengan sistem pompa. Sistem ini memompa air ke waduk hulu ketika ada kelebihan energi dan melepaskannya melalui turbin selama periode permintaan listrik puncak.
Menurut Asosiasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Internasional , sistem-sistem ini saat ini mencakup lebih dari 94% dari total kapasitas penyimpanan energi terpasang secara global. Hal ini menunjukkan potensi yang sangat besar dan keandalan yang telah terbukti dari penggunaan gravitasi untuk penyimpanan energi.
Meskipun memiliki kinerja dan keandalan yang tinggi, sistem-sistem ini membutuhkan fitur geografis tertentu seperti waduk yang berada di ketinggian dan cekungan air yang besar, yang tidak dimiliki oleh banyak wilayah.
![]() |
Sistem EVx Energy Vault dipasang dalam proyek demonstrasi di Swiss. Foto: Energy Vault. |
Sebaliknya, sel gravitasi, yang menggunakan beban padat, dapat dibangun dengan lebih fleksibel, dengan batasan utama terletak pada infrastruktur yang ada untuk mengangkat dan menurunkan material. Hal ini membuka potensi untuk aplikasi teknologi sel gravitasi yang lebih luas di berbagai lokasi di seluruh dunia, tidak dibatasi oleh faktor topografi alam.
Selain itu, baterai gravitasi menawarkan beberapa manfaat lingkungan dibandingkan dengan baterai lithium-ion. Sistem EVx menggunakan komponen dasar yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah didapat seperti pasir atau limbah daur ulang, sehingga secara signifikan mengurangi ketergantungan pada mineral langka.
Dampak sosial proyek baterai gravitasi di Tiongkok juga menunjukkan tanda-tanda positif. Proyek-proyek ini menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja lokal dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di wilayah tersebut, sehingga mengurangi kebutuhan akan transportasi dan masalah rantai pasokan terkait.
Pendekatan lokal ini sangat kontras dengan rantai pasokan global yang kompleks yang diperlukan untuk produksi baterai lithium-ion, yang berisiko mengganggu habitat alami dan mengancam ekosistem yang rentan.
Sumber: https://znews.vn/ben-trong-he-thong-pin-trong-luc-khong-lo-cua-trung-quoc-post1549060.html









Komentar (0)