Kementerian Perindustrian dan Perdagangan baru saja menerbitkan Surat Edaran Nomor 18 (Surat Edaran 18) tertanggal 13 Maret tentang perubahan, penambahan, dan penghapusan sejumlah ketentuan dalam surat edaran yang mengatur tentang tata niaga minyak bumi.

Dalam Surat Edaran ini, Kementerian telah menghapus ketentuan mengenai Kelompok Kerja Antarsektor untuk Pengendalian Harga Bahan Bakar Minyak (KKP) yang diatur dalam Surat Edaran Bersama Nomor 39/2014/TTLT-BCT-BTC, yang mengatur tentang tata cara penghitungan harga dasar, mekanisme pembentukan, pengelolaan, dan penggunaan Dana Stabilisasi Harga, serta pengendalian harga bahan bakar minyak sebagaimana diatur dalam Keputusan Pemerintah Nomor 83/2014/ND-CP tanggal 3 September 2014 tentang Perdagangan Bahan Bakar Minyak.

Salah satu isi penting dari Surat Edaran 18 ini adalah penambahan regulasi tentang pelaporan pemanfaatan gudang minyak bumi, yang berlaku bagi pedagang dan distributor utama yang memiliki gudang minyak bumi untuk disewakan dan mereka yang menyewa gudang minyak bumi; yang memberikan kewenangan kepada negara untuk mengelola pemanfaatan gudang.

Khusus bagi pedagang utama dan distributor yang menyewakan gudang BBM kepada pedagang lain, wajib menyampaikan laporan secara berkala setiap triwulan mengenai penggunaan gudang dan data sewa gudang sesuai dengan formulir yang diterbitkan kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan wilayah tempat pedagang menyewa gudang paling lambat tanggal 10 bulan pertama periode berikutnya.

Informasi yang harus dilaporkan meliputi: nama dan alamat gudang; total kapasitas gudang; nama dan alamat pedagang yang menyewa gudang, tangki, kapasitas sewa, dan produksi bensin melalui gudang selama periode pelaporan.

harga gas 1 603 4111 20865 29206 42709 41757.jpg
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan baru saja menambahkan peraturan tentang pelaporan penggunaan depo BBM. Foto: Chi Hung

Pedagang besar dan distributor minyak bumi yang menyewa gudang wajib melaporkan secara berkala setiap triwulan mengenai penggunaan gudang yang disewa kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan di wilayah tempat gudang disewa paling lambat tanggal 10 bulan pertama periode berikutnya.

Informasi yang harus dilaporkan meliputi: nama dan alamat gudang yang disewa; nama dan pemilik gudang yang disewa, tangki, kapasitas sewa; total keluaran bensin dan minyak melalui gudang selama periode pelaporan.

Selain itu, Surat Edaran 18 juga mengatur pelaksanaan kontrak bagi agen yang bertindak sebagai agen pengecer bensin.

Dalam hal pedagang menandatangani perjanjian keagenan dengan 2 atau 3 pedagang yang merupakan pedagang utama atau distributor bensin, maka wajib membuat laporan perubahan dan suplemen perjanjian keagenan dan menyampaikannya kepada instansi yang berwenang untuk mengajukan permohonan penerbitan Sertifikat atau Sertifikasi tambahan atau perubahan sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 83 untuk memenuhi syarat menjadi agen pengecer atau toko eceran bensin.

Dalam hal pedagang hanya mempunyai 1 (satu) SPBU eceran dan menandatangani perjanjian keagenan dengan 2 (dua) atau 3 (tiga) pedagang yang merupakan pedagang atau distributor utama BBM, maka wajib membuat berkas permohonan penerbitan suplemen atau perubahan Surat Keterangan Laik Eceran SPBU.

Surat Edaran 18 juga mengubah dan melengkapi peraturan tentang pemeriksaan dan penerbitan Sertifikat Konfirmasi dan Sertifikasi. Dengan demikian, peraturan tentang pemeriksaan dan penerbitan Sertifikat Kelayakan untuk bertindak sebagai agen umum dihapuskan.

Dengan demikian, bagi Agen Perminyakan Umum yang Surat Keterangan Terdaftarnya masih berlaku, selama menjalankan kegiatan usahanya tidak diperlukan lagi prosedur administratif penerbitan Surat Keterangan Terdaftar baru, melainkan hanya prosedur perubahan, penambahan, dan penerbitan ulang Surat Keterangan Kelayakan sebagai Agen Perminyakan Umum yang tetap dipertahankan.