Surat Edaran ini berlaku bagi lembaga pendidikan yang peserta didiknya menempuh program pendidikan umum, program pendidikan berkelanjutan pada jenjang SMP dan SMA.
Menanggapi kebutuhan mendesak sekolah dalam hal persaingan, penghargaan dan disiplin siswa
Surat Edaran tersebut mengatur tanggung jawab khusus sekolah, kepala sekolah, guru, siswa, keluarga siswa, dan Departemen Pendidikan dan Pelatihan dalam menerapkan dan memantau peraturan tentang penghargaan dan disiplin bagi siswa.
Penerbitan Surat Edaran No. 19 bertujuan untuk melengkapi sistem dokumen yang menjadi pedoman pelaksanaan Undang-Undang Pendidikan, Undang-Undang tentang Emulasi dan Penghargaan, serta agar konsisten dengan Undang-Undang tentang Anak dan sistem hukum yang berlaku. Tujuannya adalah untuk menyatukan dan menyederhanakan sistem dokumen hukum, sekaligus memperkuat desentralisasi dan pendelegasian wewenang guna memenuhi kebutuhan mendesak sekolah dalam hal emulasi dan penghargaan bagi siswa.
"Surat penghargaan" adalah bentuk penghargaan yang baru.
Surat Edaran No. 19 menetapkan 05 bentuk penghargaan. Dibandingkan dengan peraturan lama, Surat Edaran No. 19 telah menghapuskan gelar dan gelar kehormatan tertentu dalam daftar bentuk kepegawaian; menyederhanakan prosedur formal, dengan fokus pada penerapan asas-asas penghargaan dan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Emulasi dan Penghargaan.
Formulir "Surat Penghargaan" merupakan bentuk penghargaan yang baru dan jelas dalam Surat Edaran No. 19. Surat Penghargaan diberikan kepada siswa yang telah meningkatkan hasil akademik dan pelatihan, melampaui kemampuan diri sendiri, atau memiliki prestasi yang luar biasa. Formulir ini dapat diisi oleh guru, Kepala Sekolah, atau jenjang manajemen yang lebih tinggi, tergantung pada sifat dan tingkat prestasinya.
Surat Edaran No. 19 dengan jelas menetapkan bahwa mungkin ada bentuk-bentuk penghargaan dan penghargaan lain yang sesuai yang diterapkan oleh lembaga, organisasi, dan individu untuk memberikan dorongan tepat waktu. Hal ini menunjukkan perluasan dan fleksibilitas dalam pemberian penghargaan.
Dilarang keras menggunakan tindakan disiplin yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental siswa.
Terkait prinsip-prinsip disiplin, Surat Edaran No. 19 menambahkan prinsip-prinsip seperti rasa hormat, toleransi, non-prasangka, serta menjamin hak dan kepentingan siswa. Khususnya, Surat Edaran No. 19 secara tegas melarang penggunaan tindakan disiplin yang bersifat kekerasan, merendahkan martabat, dan memengaruhi kesehatan fisik dan mental siswa. Hal ini menunjukkan pergeseran yang kuat menuju pendekatan humanis terhadap pendidikan disiplin yang menghargai siswa.
Surat Edaran Nomor 19 melengkapi perbuatan terlarang dalam Undang-Undang Pendidikan dan memberikan klasifikasi khusus tingkat pelanggaran: Tingkat 1 (merugikan diri sendiri), Tingkat 2 (dampak negatif dalam kelompok, kelas), Tingkat 3 (dampak negatif dalam sekolah).
Mengenai sistem sanksi disiplin, Surat Edaran No. 19 membagi sanksi disiplin berdasarkan jenjang sekolah. Dengan demikian, untuk siswa sekolah dasar, hanya ada 2 jenis sanksi: Peringatan (berlaku untuk jenjang 1) dan Permohonan Maaf (berlaku jika mengulangi pelanggaran jenjang 1 setelah peringatan atau jenjang 2 atau lebih tinggi).
Bagi siswa di luar sekolah dasar, hanya ada 3 tindakan: Peringatan (diterapkan pada level 1), Kritik (diterapkan ketika mengulangi pelanggaran level 1 setelah peringatan atau level 2), Meminta untuk menulis kritik diri (diterapkan ketika mengulangi pelanggaran level 1/2 setelah tindakan sebelumnya, atau level 3).
Bentuk-bentuk tindakan disiplin berat seperti Teguran di hadapan Dewan Disiplin, Peringatan di hadapan seluruh warga sekolah, Pemecatan selama satu minggu, Pemecatan selama satu tahun sesuai ketentuan lama telah dihapuskan dalam Surat Edaran No. 19. Tindakan Meminta maaf dan Meminta menulis kritik diri merupakan bentuk baru yang dinyatakan dengan jelas dalam Surat Edaran No. 19.

Perubahan dramatis dalam metode penerimaan universitas

Kementerian Pendidikan dan Pelatihan berencana untuk 'melarang' guru memaksa orang tua untuk menyumbang sejumlah uang yang ilegal.

140 perguruan tinggi negeri menghadapi restrukturisasi dan merger besar-besaran
Sumber: https://tienphong.vn/bo-gddt-ban-hanh-hinh-thuc-khen-thuong-moi-cho-hoc-sinh-post1779674.tpo
Komentar (0)