Kementerian Pendidikan dan Pelatihan baru saja mengeluarkan surat edaran tentang penghargaan dan disiplin bagi siswa, berlaku mulai 31 Oktober.
Dengan demikian, siswa akan dikenakan tindakan disiplin jika melanggar Undang-Undang Pendidikan , peraturan sekolah, dan instansi negara yang berwenang.
Pengelola sarana pendidikan dan guru menetapkan tingkat pelanggaran berdasarkan sifat dan akibat perilaku sebagai berikut:
- Tingkat 1: Pelanggaran yang menimbulkan kerugian pada diri siswa itu sendiri;
- Level 2: Pelanggaran memiliki dampak negatif dalam kelompok atau kelas;
- Level 3: Pelanggaran berdampak negatif di sekolah.
Menurut surat edaran baru, tergantung pada jenjangnya, tindakan disipliner untuk siswa sekolah dasar meliputi: Peringatan; Permintaan maaf.
Tindakan disipliner bagi siswa SMP dan SMA meliputi: Peringatan; Kritik; Mewajibkan kritik diri. Kritik diri harus mencakup penegasan dan komitmen dari keluarga dalam mengoordinasikan pengelolaan, pendidikan, dan dukungan anak untuk belajar dari pengalaman dan mengatasi konsekuensinya.
Dengan demikian, surat edaran terbaru Kementerian Pendidikan dan Pelatihan telah menghapuskan sanksi disiplin tertinggi bagi siswa, yaitu skorsing sementara dari sekolah.

Tindakan disiplin bagi siswa sekolah dasar adalah sebagai berikut:
- Peringatan disiplin diterapkan kepada siswa yang melakukan pelanggaran tingkat 1.
- Tindakan disiplin yang mengharuskan permintaan maaf diterapkan kepada siswa yang telah menerima peringatan disiplin tetapi terus melakukan pelanggaran tingkat 1; siswa yang melakukan pelanggaran tingkat 2 atau lebih tinggi.
Tindakan disiplin bagi siswa SMP dan SMA adalah sebagai berikut:
- Peringatan disiplin diterapkan kepada siswa yang melakukan pelanggaran tingkat 1.
- Kritik disiplin diterapkan pada siswa yang telah menerima peringatan disiplin tetapi terus melakukan pelanggaran tingkat 1; siswa yang melakukan pelanggaran tingkat 2.
- Disiplin yang mewajibkan laporan kritik diri diterapkan kepada siswa yang telah didisiplinkan dengan kritik tetapi tetap melakukan pelanggaran pada level 2; siswa yang melakukan pelanggaran pada level 3. Laporan kritik diri siswa tersebut memiliki konfirmasi dan komitmen dari keluarga dengan pihak sekolah dalam mengoordinasikan pengelolaan, pendidikan, mendukung siswa untuk memahami, belajar dari pengalaman, dan mengatasi konsekuensi bagi individu dan kelompok di mana siswa tersebut telah melakukan kesalahan.
Menurut Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, tujuan pendisiplinan adalah mencegah, menghentikan, dan menangani pelanggaran siswa. Tujuan pendisiplinan adalah mendidik dan membantu siswa agar menyadari pelanggaran mereka; menyesuaikan perilaku mereka secara sukarela, mengatasi konsekuensinya, serta menumbuhkan dan berlatih secara sukarela untuk meningkatkan dan membentuk kebiasaan serta gaya hidup yang disiplin.
Disiplin harus mematuhi prinsip-prinsip yang menjamin inisiatif, sikap positif, rasa hormat, toleransi, objektivitas, dan non-prasangka; serta sesuai dengan kondisi psikologis, gender, fisik, keluarga, dan karakteristik budaya daerah setiap siswa. Tindakan disiplin yang bersifat kekerasan, menghina martabat dan kehormatan, serta memengaruhi kesehatan fisik dan mental siswa tidak boleh digunakan.
Sumber: https://vietnamnet.vn/bo-gd-dt-bo-viec-dinh-chi-hoc-phat-nang-nhat-la-viet-ban-kiem-diem-2443928.html
Komentar (0)