.jpg)
Pada sore hari tanggal 6 November, Delegasi Majelis Nasional provinsi Son La dan Delegasi Majelis Nasional provinsi Vinh Long terus membahas di Kelompok 13 proyek-proyek: Undang-Undang tentang Transformasi Digital; Undang-Undang tentang Teknologi Tinggi (diamandemen) dan proyek untuk mengubah dan melengkapi sejumlah pasal dalam Undang-Undang tentang Transfer Teknologi.
Para delegasi menilai bahwa rancangan undang-undang ini memiliki cakupan regulasi yang luas, berkaitan langsung dengan proses pengembangan ekonomi digital dan masyarakat digital, dan sekaligus berdampak pada fondasi kapasitas teknologi nasional dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penyelesaian rancangan undang-undang perlu diarahkan pada upaya memperjelas konsep, menetapkan batasan antarkegiatan, merancang kebijakan yang terfokus, dan memastikan implementasi yang efektif, serta menghindari tumpang tindih atau regulasi yang sulit diterapkan.

Membahas Rancangan Undang-Undang Transformasi Digital, delegasi Thach Phuoc Binh (Vinh Long) menilai bahwa rancangan tersebut telah mendekati komponen-komponen fundamental transformasi digital secara relatif sepenuhnya: data, infrastruktur digital, sumber daya manusia digital, dan layanan digital. Komponen-komponen ini merupakan faktor penentu dalam proses modernisasi administrasi publik dan penyediaan layanan.
Namun, para delegasi mengatakan bahwa beberapa isi rancangan tersebut tumpang tindih dengan Undang-Undang Data dan undang-undang yang terkait dengan bidang keamanan informasi jaringan.
Delegasi menekankan bahwa Undang-Undang tentang Transformasi Digital perlu secara jelas mendefinisikan perannya sebagai hukum kerangka, yang memandu kebijakan dan prinsip keseluruhan untuk koordinasi lintas sektor; sementara konten dan standar teknis harus dirujuk atau ditentukan secara rinci dalam dokumen khusus untuk memastikan fleksibilitas dan pemutakhiran.

Atas dasar tersebut, delegasi mengusulkan untuk mengkaji pembentukan mekanisme koordinasi terpusat di tingkat Pemerintah, yang berfungsi menyelaraskan tugas, sumber daya, dan standar pelaksanaan antarkementerian, lembaga, dan daerah. "Hal ini terutama penting ketika data dan infrastruktur digital saat ini dikelola secara terdesentralisasi, yang dapat menimbulkan risiko kurangnya koneksi, kesulitan dalam berbagi, dan pemborosan sumber daya," tegas delegasi Thach Phuoc Binh.
Para delegasi juga menekankan pentingnya seperangkat indikator pengukuran transformasi digital yang terpadu sebagai dasar untuk menilai kemajuan dan hasil implementasi, dan sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya investasi secara transparan.

Mengomentari rancangan Undang-Undang Teknologi Tinggi (yang diamandemen), delegasi Nguyen Thi Le Thuy (Vinh Long) mengusulkan untuk mendefinisikan dengan jelas posisi Undang-Undang tersebut dalam sistem hukum guna menghindari perluasan cakupan regulasi yang terlalu besar, yang berujung pada kesulitan dalam implementasi di praktik.
Para delegasi menilai bahwa konsep "kegiatan berteknologi tinggi" dalam rancangan Undang-Undang saat ini belum memiliki kriteria khusus, sehingga sulit menentukan penerima manfaat mekanisme preferensial. Mereka meminta lembaga perancang untuk memperjelas konotasi konsep tersebut, dengan menunjukkan kegiatan mana yang bersifat inti, memiliki kandungan teknologi tinggi, dan bernilai tambah tinggi.
Para delegasi juga menyarankan peninjauan ulang definisi perusahaan teknologi tinggi dan perusahaan manufaktur produk teknologi tinggi untuk menghindari duplikasi atau ketidakjelasan antara kedua entitas tersebut. "Kriteria yang tidak jelas akan menyebabkan kesulitan dalam menilai, mengenali, dan memantau penerapan insentif," ujar delegasi Nguyen Thi Le Thuy.
Sumber: https://daibieunhandan.vn/can-co-tieu-chi-cu-the-ve-hoat-dong-cong-nghe-cao-10394714.html






Komentar (0)