Kanada telah mulai mengumpulkan data pelayaran dari Polar Prince untuk mengungkap saat-saat terakhir kapal selam Titan sebelum jatuh.
Para investigator Kanada menaiki Polar Prince, kapal induk kapal selam Titan, pada 24 Juni untuk mengumpulkan informasi dari perekam data dan sistem lainnya. Kapal yang sebelumnya dioperasikan oleh Penjaga Pantai Kanada ini berlabuh di St. John, ibu kota New Foundland dan Labrador, setelah tragedi yang menimpa kapal selam Titan.
Kathy Fox, ketua Dewan Keselamatan Transportasi Kanada (TSB), berharap sistem tersebut akan mengungkap informasi bermanfaat tentang penyebab kapal selam Titan tenggelam di dasar Samudra Atlantik, yang menewaskan lima orang pada 18 Juni. Para penyelidik juga sedang mengumpulkan kesaksian dari awak kapal dan kerabat mereka.
TSB tidak memiliki wewenang untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi kapal selam Titan. Namun, menurut Kathy Fox, badan tersebut bertugas mengklarifikasi apa yang terjadi dalam tragedi tersebut, menjelaskan penyebabnya, dan mengusulkan perubahan peraturan untuk meminimalkan risiko terulangnya insiden serupa.
"Isi perekam suara kokpit dapat berguna untuk penyelidikan," kata Fox.
Titan ditarik ke lokasi penyelaman di Everett, Washington, dalam foto tanpa tanggal ini. Foto: AFP
Komunikasi antara kapal induk dan kapal selam Titan dapat membantu memberikan informasi lebih jauh mengenai apakah orang-orang di kapal selam tersebut mendeteksi tanda-tanda yang tidak biasa sebelum tragedi itu terjadi.
Polar Prince berkomunikasi dengan kapal selam menggunakan sistem pesan sonar. Sesuai peraturan OceanGate, operator Titan harus menghubungi kapal induk setiap 15 menit sejak awal penyelaman.
Kepolisian Kanada juga telah mulai menyelidiki apakah kecelakaan Titan melibatkan pelanggaran hukum pidana, federal, atau lokal. Komisaris Polisi Kent Osmond mengatakan mereka belum menemukan kecurigaan adanya tindak pidana, tetapi masih mengevaluasi semua aspek.
Sebelumnya, Penjaga Pantai AS mengumumkan bahwa mereka akan memimpin penyelidikan atas seluruh tragedi kapal selam Titan.
Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) mengatakan kecelakaan di Samudra Atlantik itu merupakan "peristiwa korban jiwa yang besar di laut", sehingga tanggung jawab utama penyelidikan berada di tangan Penjaga Pantai AS dan NTSB akan mengirimkan personel pendukung.
Kapal selam Titan kehilangan kontak pada 18 Juni, hampir dua jam setelah meninggalkan kapal induknya, Polar Prince, untuk memulai eksplorasi bangkai kapal Titanic. Penjaga Pantai AS mengonfirmasi pada 22 Juni bahwa kapal selam tersebut telah hancur hingga ke dasar laut, menewaskan lima orang di dalamnya. Puing-puing ditemukan 488 meter dari haluan bangkai kapal Titanic.
Para pejabat AS meyakini Titan hancur akibat tekanan air yang sangat besar pada kedalaman hampir 4.000 km, menewaskan para korban hampir seketika. Namun, belum jelas apakah hal ini disebabkan oleh kegagalan teknis kapal atau kesalahan manusia. Para penyelidik harus mengangkat puing-puing dari dasar laut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, tetapi tugas ini dikatakan sangat sulit dan memakan waktu.
Thanh Danh (Menurut CNN )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)