
Seluruh desa membawa tandu naga ke seluruh desa - Foto: GIA CHINH
Sejak dulu, membuat tandu telah menjadi tradisi kecantikan bagi masyarakat Desa Dong Phuong Yen (sekarang Desa Phu Nghia, Hanoi ) setiap Festival Pertengahan Musim Gugur. Dulu, setiap 5 tahun, keenam desa di Desa Dong Phuong Yen berkumpul untuk berkompetisi membuat tandu, memamerkan bakat dan keterampilan tangan mereka.
Sejak pandemi COVID-19 merebak pada tahun 2020, pembuatan tandu daun lontar untuk Festival Pertengahan Musim Gugur sempat terhenti. Kini, setelah 10 tahun, tandu daun lontar tersebut kembali hadir, membuat Festival Pertengahan Musim Gugur di komunitas Phu Nghia semakin meriah.

Bagian tersulit dalam membuat tandu adalah kepala naga, bagaimana cara menonjolkan keagungan dan semangat naga - Foto: GIA CHINH
Membuat acar bawang juga sangat rumit, mulai dari memilih bahan hingga membentuknya. Seminggu sebelum Festival Pertengahan Musim Gugur, penduduk Desa Doi Hai sibuk mempersiapkan acar bawang, yang juga bertepatan dengan hujan deras yang melanda wilayah Utara akibat Badai Bualoi. Setelah hujan reda, penduduk bergegas mencari bahan dan berkumpul untuk membuat acar bawang.
Desa Doi Hai merupakan desa penghasil anyaman bambu dan rotan tradisional, dan tandu daun lontar juga merupakan kristalisasi kerajinan tradisional ini.
Detail pada tandu seperti naga, unicorn, kura-kura, burung phoenix, sisik naga, payung bambu terbuat dari bahan-bahan yang sudah dikenal seperti ubi jalar, jeruk bali, lengkeng, daun lidah harimau, daun kelapa, nanas, bunga kail, buah naga, bunga pinang, terong, teratai, bunga teratai, pepaya...

Setiap detail ditenun dan dipangkas dengan cermat - Foto: GIA CHINH
Kepala naga merupakan langkah tersulit dalam pembuatan tandu, karena harus dibuat dengan penuh keterampilan agar bisa menonjolkan roh naga.
Bapak Dao Huy Phu (61 tahun, Desa Doi Hai) yang langsung mengerjakan tahapan ini mengatakan, pembuatan tandu ini tidak ada cetak birunya, melainkan bergantung sepenuhnya pada imajinasi dan tangan pembuatnya.
Kepala naga terbuat dari buah-buahan dan dedaunan seperti pinang, biji lengkeng digunakan sebagai mata naga, kelopak mata terbuat dari daun nanas, lidah terbuat dari bunga pisang hias, telinga terbuat dari seludang pinang, dan janggut terbuat dari bunga kait, ujar Bapak Phu.

Masyarakat dan wisatawan mengelilingi tandu naga selama festival - Foto: GIA CHINH
Tahun ini, yang membuat tandu daun lontar bukan hanya para tetua desa saja, melainkan juga para pemuda, semuanya mengikuti setiap tahapan pembuatan dengan penuh perhatian.
Setelah hampir seminggu pelaksanaannya, tandu naga megah yang terbuat dari rumput, pohon, bunga dan daun dibawa oleh penduduk desa Doi Hai pada Festival Pertengahan Musim Gugur, suara tawa bergema di seluruh desa.
Tandu dibawa sekitar 2 km sepanjang jalan desa, dari Quan Chinh Linh Tu di ujung desa hingga stadion di awal desa, sehingga orang-orang dari mana saja dapat berpartisipasi dan menikmati suasana festival.
Sumber: https://tuoitre.vn/cay-co-hoa-kieu-rong-uy-nghiem-don-trung-thu-o-ha-noi-20251006185515832.htm






Komentar (0)