Akhir musim gugur, awal musim dingin, bumi dan langit tiba-tiba menjadi magis di momen pergantian musim. Sinar matahari akhir musim gugur seakan menuangkan madu ke dalam kenangan yang tak bernama. Angin awal musim dingin yang lembut dan dingin cukup untuk membuat orang merasa melankolis. Akhir-akhir ini, aku dapat dengan jelas merasakan aroma musim gugur yang meresap ke dalam kabut dingin di setiap jalan kota. Mungkinkah, musim gugur dan aku merangkul nostalgia hari-hari yang menyentuh musim dingin?
Cabang-cabang bunga susu bergoyang tertiup angin dingin awal musim dingin.
Sentuhan Musim Dingin juga terasa ketika bunga-bunga aster bermunculan di jalanan, bersama gadis-gadis muda pemalu bermandikan ao dai. Helaian rambut yang tertiup angin awal musim dingin jatuh di bahu yang lembut, jatuh di atas bunga aster, cukup untuk membuat jantung berdebar. Bunga aster, bunga yang sederhana namun anehnya menarik. Kelopak-kelopak rapuh yang mengelilingi putik kuning cerah membuat jalanan tua bersinar terang di sore awal musim dingin. Kenangan masa muda tiba-tiba membanjiri pikiran.
Mengenang masa-masa berseragam putih sekolah dan kenangan bersama guru dan sekolah. Setiap tahun ajaran berlalu, para guru menyambut generasi siswa baru. Kemudian, ketika membolak-balik halaman buku tahunan perpisahan, hati saya tiba-tiba berdebar-debar mengingat "para tukang perahu" yang telah membawa saya dan banyak generasi siswa ke tepian ilmu pengetahuan. Saya teringat buket bunga aster yang diberikan seluruh kelas kepada saya dan disayangi oleh wali kelas pada hari jadi sekolah. Badai kehidupan telah mencabik-cabik anggota kelas dan melemparkan mereka ke segala arah. Meskipun saya selalu menghargai kebaikan para guru, perjuangan mencari nafkah membuat saya mustahil untuk selalu mengunjungi "dermawan ilmu" di masa lalu.
Bunga aster bermekaran di jalan.
Langit dan bumi juga diatur dengan cerdik, musim jagung pun datang ketika musim dingin tiba. Ada pagi-pagi ketika aku meringkuk dalam selimut hangat, mendengarkan suara para perempuan dan gadis-gadis yang bersemangat mengajak satu sama lain untuk memanen jagung, rasanya begitu akrab. Dengan kecerdikan para ibu rumah tangga, jagung diolah menjadi berbagai hidangan menarik, menjadi "makanan khas" di semua daerah. Di musim ini, di atas nampan makan setiap keluarga, sering kali terdapat jagung yang ditumis dengan telur, jagung iris yang dicampur salad, jagung yang ditumis dengan irisan tipis ayam, ditambah sedikit cabai, sungguh lezat.
Suatu hari, saat sedang dalam perjalanan bisnis melintasi distrik Hung Ha, saya tiba-tiba mencium aroma bunga susu yang tertiup angin. Tiba-tiba, sambil menatap kanopi pepohonan di sepanjang jalan, saya merasa kasihan pada ranting bunga susu yang bergoyang tertiup angin dingin awal musim dingin. Meskipun daun-daunnya hampir berguguran, gugusan bunga kecil berwarna putih gading yang cantik itu masih berusaha memberikan sedikit aroma manis dan kuat untuk mempertahankan musim gugur.
Sore hari, di sebuah kedai kopi kecil nan cantik di jantung kota, aku diam-diam memperhatikan dedaunan kuning berputar-putar tertiup angin, lalu perlahan jatuh di trotoar... Tiba-tiba, bait-bait puisi "Touching Winter" kembali terngiang di benakku:
Angin yang tak terduga mengumpulkan daun-daun terakhir musim gugur. Awan-awan yang murung menempel pada kabut masa lalu. Matahari begitu polos dan melamun, seolah tertidur. Ia memanggil Musim Dingin untuk berlindung di kala senja!
Barangkali, musim gugur masih saja datang, tak kunjung meninggalkan langkahnya yang enggan saat musim dingin tiba.
Menyentuh Timur, terkadang bangun sedikit lebih awal, duduk bersama sahabat karib menikmati secangkir teh, menyaksikan deburan ombak, tiba-tiba merenungkan makna hidup. Dalam hidup, setiap orang, setiap peristiwa datang dan pergi karena takdir. Karena itu, ketika takdir datang, kita harus menghargainya, ketika takdir berakhir, kita harus merelakannya. Mengetahui cara menyikapi segala sesuatu dengan ringan pasti akan membawa kedamaian dalam hidup.
Saat ini, aku ingin selamanya menggenggam momen indah pergantian musim karena interaksi langit dan bumi. Namun aku mengerti, hidup harus mengikuti kefanaan, ketika satu musim datang, musim lain harus pergi...
(Menurut baothaibinh.com.vn)
[iklan_2]
Sumber: https://baophutho.vn/cham-dong-221771.htm






Komentar (0)