
Bapak Pham Cong Thach mengatakan bahwa pada tahun 2019 ia lulus dari Akademi Administrasi Publik Kota Ho Chi Minh dan bekerja di beberapa perusahaan di kota itu dengan gaji sekitar 15 - 20 juta VND/bulan.
Pada tahun 2020, pandemi Covid-19 melanda, memaksanya meninggalkan pekerjaan tetapnya di kota dan kembali ke kampung halaman. Setelah mencoba beberapa pekerjaan tetapi merasa tidak cocok, ia memilih bisnis pembuatan dupa milik keluarganya untuk memulai usahanya sendiri.

"Ketika saya memutuskan untuk memulai bisnis pembuatan dupa murni, keluarga saya sama sekali tidak mendukung karena saya harus meninggalkan pekerjaan tetap dengan gaji yang baik. Namun, karena saya mewarisi profesi tradisional yang telah diwariskan kepada keluarga saya selama 4 generasi dan tinggal dekat dengan rumah, saya menjadi lebih percaya diri dan bertekad untuk memulai bisnis," ujar Bapak Thach.
Pak Thach menambahkan bahwa sangat sulit baginya untuk beralih dari pekerjaan kantoran ke pekerjaan membuat dupa. Ia belajar proses pencampuran bahan dan langkah-langkah pembuatan dupa dari pamannya.
Setelah hampir 2 tahun magang, Bapak Thach telah menguasai keterampilan membuat dupa. Selain itu, beliau juga menyumbang 200 juta VND bersama pamannya untuk membeli bahan baku dan mesin guna meningkatkan produktivitas produksi dupa.

Untuk menghasilkan dupa yang bersih, Bapak Thach menggunakan 100% bahan alami seperti kayu manis, cemara, gaharu, bambu, dan Litsea. Semua bahan dipilih dengan cermat oleh beliau, tanpa mencampur bahan kimia selama proses produksi dan pengawetan.

Pelanggan semakin cenderung menggunakan produk bersih untuk kesehatan mereka, jadi setiap kali saya memproduksi dupa, saya menyimpan sampel dan mengirimkannya untuk pengujian kualitas sebelum dikemas dan dipasok ke pasar.
Berbeda dengan dupa yang beredar di pasaran, dupa produksi saya memiliki aroma yang harum saat dibakar, hanya menyisakan sedikit abu, dan aroma dupa ini mampu mengurangi stres dan rasa lelah sehingga sangat disukai pelanggan," ujar Bapak Thach.

Saat ini, fasilitas Tn. Thach memproduksi sekitar 500kg dupa batang dan dupa bulat setiap bulan.
Setiap kotak dupa dicetak jelas dengan tanggal produksi, asal, sumber dan kode batang sehingga pelanggan dapat melacak asal-usulnya.
Setiap hari, Pak Thach mengonsumsi sekitar 5-20 kg dupa, dan pendapatannya setelah dikurangi semua pengeluaran sekitar 5 juta per bulan. Pelanggan yang menggunakannya semakin banyak, sehingga pendapatan yang diharapkan juga akan meningkat.
Pelanggan dupa beliau berasal dari seluruh pelosok negeri seperti Quang Nam , Da Nang, Ho Chi Minh, Hanoi... dan banyak pula wisatawan Eropa dan Asia yang memesan.

Selain menjual dupa bersih grosir dan eceran di fasilitas tersebut, Bapak Thach juga memasarkan produk tersebut ke platform e-commerce. Beliau sangat menghargai gagasan untuk membawa produk ini ke OCOP guna mempromosikan dan meningkatkan merek dupa bersih di Hoi An.

Tak hanya memulihkan profesi produksi dupa tradisional, Bapak Thach juga secara fleksibel mengintegrasikan fasilitas ini ke dalam destinasi wisata yang eksperiensial. Saat wisatawan datang berkunjung, mereka dapat membuat dupa sendiri dan berfoto sebagai kenang-kenangan.
Hingga kini, tempat pembuatan dupa milik Bapak Thach tersebut secara bertahap mulai rampung, setiap harinya puluhan pengunjung baik domestik maupun mancanegara datang berkunjung dan merasakannya.

"Saya sedang merenovasi taman, menanam lebih banyak bunga, menata ulang area penyimpanan material, dan memajang dupa dengan lebih rapi dan indah. Saya berharap ke depannya, lebih banyak wisatawan yang mengenal tempat ini dan produk-produknya akan semakin banyak dikonsumsi," ujar Bapak Thach.
Ibu Do Thi Bich Thuy, Wakil Ketua Komite Rakyat Komune Cam Kim, mengatakan, "Saat ini di wilayah tersebut terdapat dua rumah tangga yang memproduksi dupa buatan tangan. Bapak Pham Cong Thach telah mendaftarkan izin usaha pembuatan dupa di komune tersebut."
Baru-baru ini, pemerintah komune menyelenggarakan pelatihan keterampilan bagi Thach saat berpartisipasi dalam Kelompok Koperasi Pariwisata Komunitas Kim Bong (Cam Kim). Saat ini, kelompok ini beranggotakan 70 orang dengan lebih dari 20 kerajinan tangan seperti anyaman tikar alang-alang, pertukangan kayu, pelayaran, pembuatan dupa, dan lain-lain.
Pemerintah daerah juga mendorong anak muda untuk berwirausaha dan gemar melestarikan kerajinan tangan guna melestarikan desa kerajinan dan mengembangkannya menjadi destinasi wisata agar wisatawan tertarik untuk mencobanya, ujar Ibu Thuy.
[VIDEO] - Bapak Thach berbagi tentang memilih membuat dupa sebagai karier untuk memulai bisnis :
Sumber
Komentar (0)