Saudari yang Bernasib: Dua Putri dalam Pengepungan Ketat Musuh

"Sumbu" kebencian

Begitu diizinkan tinggal di istana, Karan, yang sedang berduka atas kehilangan adiknya, mulai menjalankan rencana balas dendam yang kejam. Ia yakin Nimrit adalah penyebab tragedi di masa lalu, sehingga ia bertekad untuk membalas dendam. Alih-alih menyerang lawan secara langsung, Karan memilih untuk diam-diam menyebarkan penderitaan kepada orang-orang di sekitar sang putri kecil. Dan, Tej, sahabat Nimrit, menjadi korban pertama ketika ia dijebak dan dihukum karena pengkhianatan dengan bukti yang begitu kuat sehingga tak seorang pun dapat menyangkalnya.

Ketika kebenaran diputarbalikkan dan kepercayaan ditantang

Melihat sahabatnya dipenjara, Nimrit sangat marah hingga ia menodongkan pistol ke arah Karan, bersumpah akan membunuhnya demi membersihkan nama Tej. Namun, saat itu, Karan justru menyalahkan Yug, yang menyimpan dendam terhadap para putri bersaudara. Keduanya bersekutu untuk mengalahkan lawan-lawan mereka, mengubah istana menjadi medan perang konspirasi. Nimrit, yang telah mengambil inisiatif untuk menyerang, tiba-tiba harus melawan balik dalam posisi lemah dan tak berdaya melawan mereka yang memegang rencana balas dendam yang sempurna di tangan mereka.

Amrit, putri kebijaksanaan dan keberanian

Sebelum badai kebencian berkobar di istana dan ditujukan langsung kepada adiknya, Amrit—sang adik yang cerdas dan berani—segera membalikkan keadaan. Ia tak hanya membersihkan nama Tej, tetapi juga dengan cepat menangkap ibu Karan yang berencana menculik Panie dan Jojo. Tindakan itu secara tak sengaja membantu sang putri mengungkap rahasia mengejutkan tentang identitas asli Angat, yang datang ke istana untuk membalas dendam atas kematian adiknya dan memanfaatkan "titik lemah" Nimrit untuk mengendalikannya.