Tindakan tersebut dikecam oleh Istana Elysee. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan pada 31 Agustus bahwa pemimpin kudeta tidak memiliki wewenang untuk meminta duta besar tersebut pergi.
Warga Niger berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Prancis di Niamey. Foto: Reuters
Kelompok kudeta mengatakan visa Duta Besar Prancis Sylvain Itte dan keluarganya telah dicabut dan polisi telah diinstruksikan untuk mengusir duta besar tersebut. Militer Niger juga memerintahkan Itte untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam, setelah menyebut tindakan Prancis "bertentangan dengan kepentingan Niger".
Kudeta di Niger telah dikutuk oleh pemerintah Afrika dan negara-negara Barat, dengan blok ECOWAS juga mengancam intervensi militer jika upaya diplomatik gagal.
Para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat pada tanggal 31 Agustus untuk mulai merancang sanksi terhadap individu-individu di balik kudeta.
Prancis menyatakan akan mendukung upaya ECOWAS untuk menggulingkan kudeta. Presiden Emmanuel Macron mengatakan pada hari Senin bahwa duta besar akan tetap berada di Niger dan menegaskan kembali dukungan Prancis terhadap Presiden terguling Mohamed Bazoum.
Quoc Thien (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)